Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Dua Musim di Liga Singapura, Sutanto Tan Sebut Indonesia Lebih 'Bernyawa'

By Segaf Abdullah - Selasa, 10 Mei 2016 | 18:35 WIB
Gelandang Persija, Sutanto Tan membela skuat Macan Kemayoran saat menjamu Semen Padang di SUGBK pada Minggu (8/5/2016) malam. (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET)

Gelandang Persija Jakarta, Sutanto Tan, mengungkap perbedaan atmosfer pertandingan di Indonesia dan Singapura. Eks pemain klub Liga Singapura atau S-League, Hougang United, itu mengatakan kedua negara tersebut memiliki antusiasme suporter yang kontras.

Selama berkarier sebagai pesepak bola, Sutanto Tan sempat bermain untuk dua klub Liga Singapura. Pada musim 2010-2011, pemain berusia 22 tahun itu membela Geylang United dan pada musim 2014-2015, dia berseragam Hougang united.

"Saya sangat merasakan perbedaan ketika bermain di Singapura dengan di Indonesia. Ya, yang paling kentara adalah dukungan yang hadir dari suporter," ucap Sutanto Tan, seusai sesi latihan pagi Persija di Lapangan Yon Zikon 14, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (10/5/2016).

"Di Singapura, sepak bola bukan olahraga yang banyak penontonnya. Penduduknya juga sedikit dan mereka lebih menyibukkan diri untuk bekerja," katanya.

Baca juga:

Bermain pada dua laga awal Persija pada Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016, membuat Sutanto makin yakin dengan perbedaan tersebut.

Apalagi, ketika dirinya merasakan gemuruh tak henti dari tribune suporter saat Macan Kemayoran menjamu Semen Padang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (8/5/2016).

"Di Indonesia, kita bisa melihat bagaimana tingkat antusiasme para suporter yang mendukung tim pujaannya. Lihat saja laga terakhir Persija di SUGBK, Jakmania yang hadir sangat luar biasa," ucap pemain berdarah Tiongkok itu.

Ditanya soal infrastruktur dan level kompetisi, Sutanto mengatakan tidak ada gap yang terlalu jauh antara Singapura dengan Indonesia.

"Soal kondisi lapangan, saya pikir kualitasnya sama-sama baik. Namun, di Liga Singapura, tempo permainan sedikit lebih lambat dibanding di Indonesia," tutur gelandang kelahiran Pekanbaru, Riau itu.