Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jurus Man City dalam Menguras Mental Tim Tamu Sebelum Berlaga di Stadion Etihad

By Firzie A. Idris - Minggu, 8 Mei 2016 | 09:05 WIB
Selebrasi kemenangan Pemain Manchester City, Bacary Sagna (3) dan Eliaquim Mangala (20) setelah lulus ke semifinal dalam pertandingan perempat final UEFA Champions League leg kedua antara Manchester City FC dan Paris Saint-Germain di Etihad Stadium tanggal 12 April 2016, Manchester, Inggris. (CLIVE BRUNSKILL/GETTY IMAGES)

Manchester City dan Arsenal akan melakoni laga sengit untuk bersaing memperebutkan peringkat ketiga di Premier League. Kendati bukan hal baru, faktor psikologis mungkin berpengaruh kepada kunjungan Gunners pada Minggu (8/5/2016).

Kendati menang 2-0 pada laga terakhir, bermain di Stadion Etihad bukan merupakan laga favorit Arsenal.

The Gunners pernah tumbang 6-3 pada Desember 2013, salah satu kekalahan terburuk era Wenger.

City memang punya cara tersendiri untuk membuat para pemain lawan menderita.

JUARA mempelajari hal ini saat mengikuti tur Stadion Etihad bersama para pemenang kuis JUARA dan Manchester City, sehari sebelum laga kontra The Gunners.

Permainan mental telah dimulai sebelum peluit wasit berbunyi.

Bus tim utama City datang menurunkan para pemain di antara lautan para suporter ke tribune utama Stadion Etihad, Colin Bell Stand, tepat 90 menit sebelum partai bergulir.

Sergio Aguero dkk akan disambut teriakan meriah para suporter mereka, pembangkit semangat tepat untuk laga sulit.

Para pemain lalu hanya perlu melewati tiga pintu dan tangga turun sebelum bersua kamar ganti.

Sebelum laga, pasukan Manuel Pellegrini bisa merenggangkan otot-otot di ruang pemanasan nan luas.


Deretan sepeda statis di ruang pemanasan Manchester City.(IGNATIUS IVAN/KOMPAS.COM)

Tak bisa lebih berbeda lagi, bus tim tamu yang hendak merapat ke Etihad diberi tempat di ujung parkiran.

Alhasil, para pemain harus jalan cukup jauh menuju pintu masuk stadion.

Tak hanya itu, rute mereka setelah sampai ke stadion tak langsung menuju ruang ganti. Para pemain tamu harus berjalan melewati salah dapur stadion, yang tentu saja tak akan sepi pada hari laga.

Mereka harus melewati bau daging yang tengah dibakar, pie yang tengah dipanggang, dan tentu saja hiruk pikuk dapur raksasa Stadion Etihad.

Setelah itu, jika sudah berganti seragam, para pemain tim tamu tak mempunyai ruang perenggangan.

Menurut Nigel, pemandu tur kami, keputusan ini ternyata datang dari instruksi pelatih Mark Hughes yang menukangi City pada 2008-2009.

"Ketika itu Hughes kaget para pemain tamu mendapat fasilitas ruang pemanasan," ujar Nigel. "Seketika itu juga, ia meminta ruangan di sebelah tempat konferensi pers tersebut dibongkar."


Lounge pemain Manchester City di Stadion Etihad.(IGNATIUS IVAN/KOMPAS.COM)

Selain memenuhi permintaan Hughes, ruangan itu juga dipergunakan ulang untuk kembali memanjakan pemain City.

Area yang bisa menampung 20-30 orang itu menjelma jadi lounge pemain, di mana para pemain dan keluarga sert pacar mereka bisa bercengkerama santai seusai laga!

[video]https://video.kompas.com/e/4859683912001_ackom_pballball[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P