Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Enam dari sembilan gol yang dicetak Antonio Candreva pada Serie A 2015-16 memang berasal dari titik penalti. Tetapi, tetap saja gelandang tim nasional Italia itu merupakan pencetak gol terbanyak sementara Lazio di kompetisi musim ini.
Penulis: Riemantono Harsojo
Satu gol penalti yang dicetak Candreva ke gawang Inter pada laga pekan ke-36 di Stadion Olimpico, Minggu (1/5), menegaskan posisi sang gelandang sebagai pemimpin dalam daftar pencetak gol Lazio.
Tambahan satu gol yang memastikan kemenangan Lazio atas Inter dengan skor 2-0 tersebut membuat Candreva telah mengemas sembilan gol di Serie A musim ini.
Dia unggul dua gol dari gelandang Felipe Anderson yang berada di posisi kedua.
Mengingat Serie A tinggal menyisakan dua pekan pertandingan lagi, Candreva sangat berpeluang menjadi pemain tertajam Lazio musim ini, baik untuk Serie A maupun secara total.
Ditambah dua gol dari Liga Europa, gelandang berusia 29 tahun itu total membukukan 11 gol.
Candreva juga unggul dua gol dari Felipe Anderson. Lazio sendiri sudah tidak tampil di ajang selain Serie A.
Berikut alasan lain kenapa Candreva berpeluang besar menjadi pemain paling tajam.
Sang pesaing terdekat, Felipe Anderson, tidak menjadi starter pada dua partai terakhir Lazio. Bahkan, saat melawan Inter pada Minggu sebelumnya, pemain asal Brasil itu sama sekali tidak dimainkan.
Data tersebut adalah sebuah sinyal kalau pelatih Simone Inzaghi tidak memprioritaskan Felipe Anderson.
Sebaliknya, nama Candreva selalu masuk dalam daftar 11 pemain pertama Lazio pada dua partai terkini.
Yang dapat menggagalkan Candreva menambah jumlah gol adalah hukuman akumulasi kartu.
Dia sudah mengoleksi empat kartu kuning, di mana dua di antaranya didapat pada dua partai terakhir.
Jika saat melawan Carpi (8/5) ia kembali mendapat kartu kuning, Candreva dipastikan absen pada laga pekan terakhir melawan Fiorentina (15/5).
Candreva menjadi pemain tertajam di Lazio sebenarnya bukan hal asing, meski dia berposisi sebagai gelandang.
Pada musim 2013-14, pemain kelahiran Kota Roma ini juga menjadi raja gol tim dengan mencetak 12 gol.
Jika pada musim ini Candreva kembali menjadi pemain tertajam, berarti dominasi dia dan Miroslav Klose berlanjut.
Sejak musim 2011-12, hanya dua pemain itu yang meraih predikat pemain tertajam tim. Klose meraih tiga kali (2011-12, 2012-13, dan 2014-15), sementara Candreva sekali (2013-14).
Keberhasilan Candreva mencetak banyak gol tidak dapat dilepaskan dari posisinya sebagai algojo penalti dan sepak bebas tim. Musim ini, dia telah mengemas enam gol penalti.
Kegagalan Candreva mengonversi penalti menjadi gol saat melawan Sampdoria dua pekan lalu tak mengurangi kepercayaan pelatih Simone Inzaghi terhadap sang gelandang.
Saat itu, tendangan Candreva ke sisi kanan gawang berhasil ditangkap kiper Emiliano Viviano.
"Ya, tidak ada masalah," ujar Inzaghi mengenai penalti yang kembali diambil Candreva saat melawan Inter.
"Antonio selalu menembak dan mencetak gol. Ketika ada Antonio di lapangan, penalti miliknya," ucap Inzaghi di Rivivi il live.