Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tak ada lagi keajaiban yang tersisa bagi Tottenham Hotspur untuk bisa merontokkan Leicester City dari upaya meraih trofi Premier League. Tempat terbaik Spurs pada musim 2015-16 tetap di posisi runner-up. Tetapi, banyak negara akan berterima kasih kepada Spurs.
Penulis: Dedi Rinaldi
Walau Spurs gagal meraih mimpi menjadi juara, prestasi tim Kota London ini patut diacungi jempol. Kata salut pantas disematkan kepada Spurs karena penampilan yang impresif, memukau, dan konsisten membangun pemain muda yang hebat sepanjang musim ini.
Tokoh di balik semua ini ialah Manajer Mauricio Pochettino, yang bergabung dari Southampton pada 2014.
Sejak ditangani arsitek asal Argentina ini, permainan Spurs semakin membaik. Mereka lolos ke Europa League dan bermain sepak bola yang menyenangkan.
Bahkan, sepak bola dan bangsa Inggris berterima kasih padanya karena memberi peluang kepada pemain-pemain muda lokal untuk bermain di tim pertama dan hasilnya cukup memuaskan.
Inilah nilai tambah dari Pochettino yang mungkin tidak dimiliki oleh pelatih lain di Premier League.
Pochettino ternyata tidak hanya fokus pada prestasi klub, tentang kemenangan atau trofi juara. Dia juga membantu menciptakan masa depan timnas suatu negara, terutama Inggris.
Pochettino terbukti mampu melihat bakat pemainnya seperti pada Harry Kane, yang sebelumnya dipinjamkan ke klub lain. Kane pun menjadi fenomena tersendiri, baik buat Spurs maupun timnas Inggris.