Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sekelompok suporter Persib membentangkan spanduk besar bertuliskan "Ada apa dengan Kim..?? Coach Dejan" saat Maung Bandung menggelar latihan di lapangan Football Plus, Cihideung, Bandung Barat, Senin (2/5/2016).
Penulis: Persiana Galih/Budi Kresnadi
Itu adalah kritikan pertama yang dilontarkan bobotoh (suporter) Persib setelah timnya ditahan imbang 1-1 oleh Sriwijaya FC di laga perdana mereka, Sabtu (30/4/2016).
Kim Jeffrey Kurniawan memang bermain di area yang selama ini menjadi penyakit bagi skuat Kota Kembang: lini tengah.
Tapi, menurut Dejan, faktor utama kegagalan Persib meraih tiga poin kandang adalah macetnya alur penyerangan Persib di lini tengah.
Karenanya, hal tersebut bukan semata-mata tanggung jawab Kim.
Atas alasan itu, ia menampik kritikan bobotoh soal Kim. Menurut dia, duet gelandang bertahan Kim Jeffrey Kurniawan dan Hariono bermain cukup apik.
"Kalau Kim bermain jelek saya akan ganti dia. Dilihat dari statistik dia berhasil potong bola dan mengumpan dengan akurat," ujar pelatih asal Serbia ini.
Meski terkesan membela kedua anak didiknya, sebagai pelatih, Dejan harus tetap menerima banyak masukan.
"Terutama komunikasi antarpemain di lini tengah belum sepenuhnya padu. Dampaknya, alur serangan kurang begitu lancar," ujar Dejan.
Jika disimpulkan, kata dia, lini tengah Maung Bandung bermasalah saat bola dikontrol gelandang anyar Robertino Pugliara.
Pemain Argentina yang diberi tugas membagi bola dari tengah lapangan ini belum tampil sesuai dengan harapannya.
Selama 62 menit bermain dalam pertandingan kontra Sriwijaya FC, Robertino tak mampu menuntaskan pekerjaannya dengan baik.
Selama itu, nyaris tak ada dribbling berbahaya maupun umpan matang yang disodorkan gelandang Argentina ini pada trio penyerang Atep, Juan Carlos Belencoso, dan Samsul Arif.
Penilaian Dejan terbukti setelah turun minum. Di babak kedua, Dejan mengistirahatkan Robertino dan memasukkan Tantan.
Walhasil, Persib mampu membalas gol melalui sepakan Tantan ke sisi kanan gawang Teja Paku Alam.
Tak hanya mengimbangi skor, strategi itu jitu membuat Persib menguasai pertandingan hingga peluit tanda laga berakhir.
"Serangan kami semakin gencar karena Tantan dan David Laly berani melakukan penetrasi ke kotak penalti. Puji Tuhan, akhirnya kami bisa mencetak gol," tutur Dejan.
Tidak adanya pembagi bola yang andal di lini tengah Persib memang menjadi penyakit lama Maung setelah ditinggalkan Makan Konate awal tahun 2015. Konate memilih pindah ke T-Team, Malaysia.
Sejauh ini, Robertino dinilai belum dapat menggantikan peran Konate yang berhasil membawa Persib mengangkat trofi Liga Super Indonesia 2014 dan Piala Presiden.