Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada paruh pertama Serie A 2015/16, Paulo Sousa dipuji karena berhasil mengantar Fiorentina ikut dalam persaingan memperebutkan posisi nomor satu. Faktanya, untuk sementara Sousa ternyata tidak lebih baik dari pelatih La Viola sebelumnya.
Penulis: Riemantono Harsojo
Pada Sabtu (30/4) lalu, Fiorentina hanya bermain imbang 0-0 dengan tuan rumah Chievo.
Hasil tersebut menegaskan bahwa Si Ungu dalam periode negatif.
Dalam 10 pertandingan terakhir di Serie A, Fiorentina hanya sanggup mencatat satu kemenangan, yakni 3-1 atas Sassuolo di pekan ke-33 (17 April).
Selebihnya, I Gigliati mencatat hasil lima kali imbang dan empat kali kalah.
Pencapaian jelek tersebut membuat Fiorentina kehilangan kesempatan masuk zona Liga Champion atau tiga besar di klasemen akhir.
Padahal, Fiorentina menunjuk Paulo Sousa untuk menggantikan Vincenzo Montella yang dipecat pada Juni tahun lalu karena pelatih asal Portugal itu lebih dipercaya dapat membawa Si Ungu masuk tiga besar.
Tidak hanya itu, tim asuhan Sousa sangat berpotensi gagal finis di posisi keempat seperti yang dicapai Fiorentina asuhan Montella pada tiga musim terakhir.
[video]https://video.kompas.com/e/4872349866001_ackom_pballball[/video]
Pada pekan ke-36, Fiorentina berada di posisi kelima, tertinggal empat poin dari Inter yang berada di peringkat empat.
Jika hanya menghitung pencapaian sampai pekan ke-36, tim Fiorentina Montella 2012/13 dan 2013/14 lebih baik dari tim Sousa.
Pada pekan ke-36 Serie A 2012/13 dan 2013/14, Fiorentina masing-masing mengumpulkan 64 dan 61 poin. Pada musim ini, Si Ungu mendapat 60 poin.
Selain perolehan poin di Serie A, pencapaian Fiorentina Sousa di ajang lain juga tidak lebih baik dari tim Montella.
Pada musim perdana membesut Fiorentina (2012/13), Montella mampu membawa I Gigliati melangkah hingga babak perempat final Coppa Italia.
Musim ini, pasukan Sousa langsung tersingkir di penampilan pertama pada babak 16 besar.
Bandingkan pula pencapaian kedua pelatih pada musim debut membawa tim di Liga Europa.
Montella mengantar Si Ungu mencapai babak 16 besar di musim 2013/14, sementara tim Sousa hanya sampai 32 besar.
Pencapaian Fiorentina pada paruh kedua memang mengecewakan.
La Viola pun frustrasi. Kekecewaan Si Ungu terlihat pada pertandingan melawan Chievo akhir pekan lalu.
Sousa marah dan berteriak ke arah penyerang pengganti Josip Ilicic setelah pemain asal Slovenia itu membuang kesempatan untuk mencetak gol.
Menurut Sousa, pemain pengganti yang jelas memiliki kaki yang lebih segar dan dengan kualitas seperti Ilic, seharusnya dapat mengubah keadaan dalam sebuah pertandingan.
Faktanya, Ilicic yang berstatus pemain tertajam di skuat dengan jumlah 15 gol, gagal memberikan keuntungan buat tim.
"Itulah kenapa saya marah, tapi dia memiliki musim yang hebat," ujar Sousa di La Gazzetta dello Sport.
Situs Violanews menulis kegagalan menang dalam beberapa pekan terakhir merupakan hasil dari dari gugupnya para pemain penting Fiorentina di fase-fase akhir kompetisi.
"Akhir musim yang pahit." tulis Violanews.
[video]https://video.kompas.com/e/4860775748001_ackom_pballball[/video]