Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pencapaian Leicester City menjuarai Premier League musim 2015-2016 sangat dipengaruhi sosok sang pelatih, Claudio Ranieri (64). Penggemar klub The Foxes pun ingin memastikan Ranieri mendapat apresiasi layak dari penduduk kota tersebut.
Leicester City memastikan diri menjadi juara setelah pesaing terdekat mereka, Tottenham Hotspur hanya bermain imbang 2-2 melawan Chelsea.
Gelar tersebut adalah gelar perdana mereka sepanjang sejarah.
Baca Juga:
Menurut Ketua Leicester Supporters' Club, Cliff Ginnetta, pemerintah kota Leicester perlu memberi tribut untuk pelatih asal Italia tersebut.
"Ranieri perlu mendapat apresiasi. Beberapa orang mungkin mengatakan Ranieri hanya melakukan pekerjaannya, dan dia mendapat bayaran mahal. Namun kami harus melakukan sesuatu, entah menjadikan namanya sebagai nama jalan atau taman," kata Ginnetta.
Ranieri ditunjuk sebagai pelatih Leicester pada awal musim 2015-2016. Perekrutan tersebut menandai kembalinya Ranieri ke Premier League.
Sebelumnya, dia pernah melatih Chelsea selama empat musim dari 2000 hingga 2004. Ranieri menggantikan Nigel Pearson.
Ironisnya, penunjukan Ranieri sempat menimbulkan pro dan kontra. Dia bahkan sempat diprediksi menjadi manajer pertama yang dipecat pada musim ini.
Menurut Ginnetta, sejak awal Ranieri melatih, dia sudah memercayai kemampuannya.
"Kami butuh sosok yang lebih filosofis dan mengerti taktik. Nigel Pearson punya rencana permainan yang jelas, tetapi dia tidak punya taktik alternatif. Claudio punya Rencana A, serta Rencana B dan Rencana C," tutur Ginnetta.