Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manajer Claudio Ranieri mengaku selalu percaya bahwa dirinya mampu meraih gelar mayor dalam kariernya.
Ranieri baru saja meraih gelar Premier League bersama Leicester City. Kepastian Leicester juara tidak terlepas dari hasil imbang yang diraih pesaing terdekatnya, Tottenham Hotspur.
Spurs bermain imbang 2-2 dengan chelsea di Stamford Bridge, Senin (2/5/2016) atau Selasa dini hari WIB.
Ranieri menjadi pelatih tertua yang mengangkat gelar Premier League di usia 64 tahun. Pada usia yang memasuki senja tersebut, Ranieri untuk kali pertama meraih juara di top divisi.
Sebelumnya, dia hanya mampu meraih gelar-gelar minor bersama Cagliari (Serie C1), Fiorentina (Serie B), dan AS Monaco (Ligue 2), plus sejumlah kompetisi berbasis turnamen, bukan liga.
"Saya berusia 64 tahun. Saya telah berjuang untuk waktu yang panjang tetapi saya selalu positif dan memiliki hal positif di sisi saya," kata Ranieri dalam wawancaranya dengan salah satu stasiun televisi, Rai 3.
"Saya selalu berpikir bahwa saya akan memenangi liga di suatu tempat. Saya adalah pribadi yang sama saat dipecat oleh Yunani. Mungkin orang lupa dengan karier saya. Bukan seolah-olah orang akan lupa tetapi saya adalah orang yang sama seperti saat saya berada di bangku cadangan tim nasional Yunani. Saya tidak berubah," tuturnya.
Sekadar catatan, Ranieri ditunjuk melatih Leicester setelah dipecat Yunani. Namun, ia membuktikan bahwa kariernya belum habis.
Terkait masa depannya, Ranieri pun mastikan akan tetap bertahan di Liecester. "Tahun ini tidak bisa terulang pada tahun depan. Kami akan tetap berjuang untuk berada di 10 besar. Kami harus terus bertumbuh dan bekerja dengan baik," ujar manajer asal Italia tersebut.