Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Suporter Arsenal: Lengserlah, Wenger

By Lariza Oky Adisty - Minggu, 1 Mei 2016 | 07:49 WIB
Sejumlah fans Arsenal mengacungkan poster yang meminta pelatih klub tersebut, Arsene Wenger mundur dari jabatannya, dalam laga melawan Norwich di Emirates Stadium, Sabtu (30/4/2016). (BEN STANSALL/AFP)

Mayoritas penggemar Arsenal bergabung menyuarakan aspirasi untuk meminta manajer Arsenal, Arsene Wenger untuk mundur dari jabatannya. Para suporter menganggap sudah waktunya pembaruan terjadi di tubuh klub. 

Dalam laga melawan Norwich, di Stadion Emirates, Sabtu (30/4/2016), para suporter mengacungkan kertas bertuliskan Time for Change (Waktunya Perubahan).

Mereka mengangkat kertas tersebut secara bersamaan pada menit ke-12, sebagai simbol durasi Arsenal tidak merasakan gelar Premier League.

Selain kepada Wenger, protes tersebut juga ditujukan kepada Stan Kroenke, pemilik klub Arsenal.

Kroenke dianggap tidak cukup kompeten menangani klub sehingga membuat prestasi Arsenal mandek.

Sebelum pertandingan, para suporter sudah berkumpul di luar stadion sambil mengacungkan kertas tersebut ke arah kamera televisi yang meliput.

Protes tersebut digalang oleh beberapa organisasi suporter The Gunners yang tergabung dalam Black Scarf Movement, RedAction, dan Arsenal Supporters Trust.

"Kami mendorong para pendukung untuk menyuarakan protes paling vokal setelah pertandingan selesai, agar tidak ada tuduhan bahwa protes ini akan memengaruhi penampilan tim. Artinya, tolong tetap berikan dukungan terbaik untuk para pemain di lapangan," demikian bunyi pernyataan resmi RedAction.

Sementara itu, Black Scarf Movement menyatakan: "Kegagalan untuk bersaing menjuarai Premier League dan merayakan posisi keempat di klasemen akhir harus berakhir. Kesempatan bermain di Liga Champions hanya menjadi perayaan dewan pemegang saham."

Di sisi lain, sejumlah penggemar Arsenal masih menyuarakan rasa percaya mereka kepada Wenger. Tidak sedikit dari mereka menyanyikan yel-yel saat kertas berisi protes terhadap sosok yang kerap dijuluki The Professor itu diangkat.