Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Keputusan Bambang Pamungkas alias Bepe menjadi motivator mengejutkan publik. Namun, apa yang bakal disampaikan eks kapten tim nasional (timnas) Indonesia itu juga ditunggu.
Bepe memang selama ini memilih menjaga jarak dengan media. Oleh sebab itu, fakta menyoal Bepe terbukti sulit untuk dikulik dan diketahui publik.
Pada acara bertajuk "#BEPE20Bicara Battle of Life: Cinta vs Tanggung Jawab" yang berlangsung di Usmar Ismail Hall, Kuningan, Jakarta, Kamis (28/4/2016) malam, salah satu topik yang menjadi 'curhat' Bepe adalah cerita masa kecilnya.
"Menjadi pesepak bola ada sebuah kecelakaan bagi saya. Cita-cita saya sejak kecil adalah menjadi seorang guru," ucap Bepe.
Bepe kecil lahir dalam keluarga yang lekat dengan unsur olahraga dan kesenian. Ayahnya adalah seorang pelatih sepak bola dan ibunya yang seorang guru tari.
Kala itu, Bepe mulai tertarik untuk mengenal sepak bola lebih mendalam. Hingga, saat ulang tahunnya yang ke-8, Bepe mendapat kado sepasang sepatu sepak bola dari sang ayah.
"Saya dibelikan sepatu sepak bola bermerk Foxy pada ulang tahun yang ke-8. Saat itu harganya sangat mahal yaitu Rp 17.500," katanya.
Kemampuan bermain sepak bola Bepe berbanding lurus dengan kompetensinya dalam bidang akademik.
Puncaknya, ia harus memilih antara menjadi pemain bola atau melanjutkan pendidikan formal untuk mewujudkan cita-cita ibunya, menjadi seorang pegawai negeri.
Ya, Bepe harus kembali memilih antara masuk Diklat Salatiga atau menerima beasiswa di salah satu universitas di Amerika.