Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap kegagalan Napoli meraih gelar scudetto 2015/16? Seperti kata orang bijak, musuh utama I Partenopei justru adalah diri sendiri.
Penulis: Sem Bagaskara
Gonzalo Higuain cs. masih kerap gugup ketika mentas di partai menentukan.
Kekalahan 0-1 di kandang Roma pada pekan ke-35, yang memastikan titel scudetto jatuh ke tangan Juventus, bukanlah contoh satu-satunya.
Krisis kepercayaan diri I Partenopei sebenarnya sudah dimulai sejak mereka bertatap muka langsung dengan Juve pada giornata 25 Februari silam di J-Stadium.
Andai Serie A 2015/16 dimulai sejak pekan ke-26, Napoli hanya akan menduduki posisi lima klasemen.
Anak asuh Maurizio Sarri, yang mengantongi keunggulan dua angka atas Juve di klasemen sebelum laga, pada akhirnya mesti rela disalip sang rival lantaran takluk 0-1.
Sejak kalah dari Juventus, moral Higuain dkk langsung anjlok. Dalam 10 partai berikut, mereka cuma mengemas 17 angka, buah lima kemenangan, dua hasil imbang, serta tiga kekalahan.
Andai Serie A 2015/16 dimulai sejak pekan ke-26, Napoli hanya akan menduduki posisi lima klasemen.
Tumbang di partai krusial bukan pengalaman baru bagi klub milik Aurelio De Laurentis tersebut.
Pada pekan terakhir musim 2014/15, I Partenopei harus merelakan tiket partisipasi ke Liga Champion diambil alih Lazio. Napoli kalah 2-4 dari Lazio di San Paolo.
Sepakan penalti Higuain yang menjulang tinggi menuju angkasa kian melukiskan level kegugupan Napoli saat itu.
Jika masih ingin bermimpi meraih scudetto pada musim depan, Serie A edisi 2016/17, I Partenopei harus mulai belajar menaklukkan diri sendiri.
[video]https://video.kompas.com/e/4862022652001_ackom_pballball[/video]