Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

6 Pelatih Top Pengangguran Butuh 'Kapal' Baru

By Septian Tambunan - Minggu, 24 April 2016 | 09:34 WIB
Jose Mourinho (kiri) dan Manuel Pellegrini menjadi pelatih top yang belum memiliki klub pada musim 2016-2017. (LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES/ALEX LIVESEY/GETTY IMAGES)

Pelatih memiliki peran sentral dalam kesuksesan sebuah tim dan rentetan prestasi membuat mereka begitu diinginkan suatu klub. Namun, ada beberapa juru taktik top yang masih membutuhkan 'kapal' baru untuk musim 2016-2017.

Sekumpulan pemain hebat belum tentu bisa menelurkan beragam gelar. Mereka membutuhkan arahan dan strategi brilian untuk meraih rangkaian trofi.

Berikut ini daftar 6 pelatih top yang membutuhkan armada baru pada musim depan untuk kembali menggebrak di gelanggang sepak bola.

6. Julen Lopetegui (Spanyol, 28 Agustus 1966)


Julen Lopetegui saat membesut FC Porto. Dia mendampingi anak asuhnya berlaga dalam ajang Liga Portugal melawan Sporting CP di Alvalade stadium, Lisbon, 2 Januari 2016.(FRANCISCO LEONG/AFP)

Lopetegui mengawali karier kepelatihan dengan membesut Rayo Vallecano dan Real Madrid B.

Nama dia mulai melambung ketika membawa timnas Spanyol U-19 meraih Euro 2012 di Estonia.

Kegemilangan Lopetegui berlanjut saat mengantarkan Spanyol U-21 merengkuh titel Euro 2013 di Israel. Bersama Tim Matador belia ini, dia mencatatkan rekor kemenangan 100 persen dalam 11 laga dengan catatan 34 gol dan kebobolan tujuh kali.

Hal itu membuatnya dipercaya menangani FC Porto (2014-2016). Kendati belum memberikan gelar bagi kubu Estadio do Dragao, dia mengantarkan Porto mengemas 68,83 persen kemenangan.

 5. Andre Villas-Boas (Portugal, 17 Oktober 1977)


Pelatih Zenit Saint Petersburg, Andre Villas-Boas, mendampingi anak asuhnya dalam pertandingan babak 16 besar Liga Champions melawan Benfica di the Luz stadium, Lisbon, 16 Februari 2016.(FRANCISCO LEONG/AFP)

Memulai dunia kepelatihan dengan menjadi asisten Jose Mourinho di Porto, Chelsea, dan Inter Milan tentu bukan pencapaian sembarangan bagi Villas-Boas.

Dia akhirnya menjadi nakhoda bagi pasukannya sendiri dengan menangani klub Portugal, Academica de Coimbra (2009-2010).

Tak butuh lama, Villas-Boas dipercaya membesut Porto pada musim selanjutnya. Dia langsung menyabet gelar Liga Portugal (2011), Taca de Portugal (2011), Piala Super Portugal (2010), dan Liga Europa (2011).

Catatan tersebut membuat Chelsea mengontrak dia pada 22 Juni 2011 dengan sodoran kontrak tiga tahun. Sayang, Premier League belum bersahabat untuknya.

Dia juga sempat mencicipi bangku Manajer Tottenham Hotspur (3 Juli 2012-16 Desember 2013), sebelum kembali sukses bersama klub Rusia, Zenit Saint Petersburg.

Bersama Zenit, Villas-Boas meraih titel Liga Rusia dan Piala Super Rusia pada 2015.

Pada 10 September 2015, dia mengumumkan ingin kembali ke Portugal karena alasan keluarga. Dia pun menolak perpanjangan kontrak yang habis pada akhir musim 2015-2016.

 

4. David Moyes (Skotlandia, 25 April 1963)


David Moyes saat melatih Real Sociedad. Dia mendampingi anak asuhnya dalam pertandingan La Liga melawan FC Barcelona di Camp Nou, Barcelona, 9 Mei 2015.(DAVID RAMOS/GETTY IMAGES)

Sempat menukangi Preston North End (1998-2002), nama Moyes mulai dikenal ketika menjadikan Everton (2002-2013) kuda hitam yang kerap menyulitkan klub-klub besar Liga Inggris.

Dia bahkan dipilih pelatih legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson, untuk menjadi suksesor di Old Trafford.

Meski sempat mempersembahkan gelar Community Shield (2013) untuk United, Moyes dinilai gagal melanjutkan kisah sukses Sir Alex.

Namun, sederet prestasi individu yang Moyes raih membuktikan kualitas dalam dirinya.

Dia menggenggam titel LMA Manager of the Year sebanyak tiga kali (2003, 2005, dan 2009).

Penghargaan ini diberikan kepada Pelatih Terbaik dalam satu musim kompetisi dan diperebutkan oleh seluruh juru taktik dari empat divisi Liga Inggris.

Moyes juga berhasil merengkuh 10 gelar Premier League Manajer of the Month.

 

3. Jorge Sampaoli (Argentina, 13 Maret 1960)


Jorge Sampaoli saat membesut tim nasional Cile. Dia memberikan instruksi kepada anak asuhnya dalam pertandingan perempat final Copa America di Santiago, 24 Juni 2015.(CLAUDIO REYES/AFP)

Sampaoli mulai meraih gelar pertama dalam dunia pelatih ketika memimpin Universidad de Chile menjuarai Torneo Apertura (2011, 2012), Torneo Clausura (2011), dan Copa Sudamericana (2011).

Puncak prestasi pria berkepala plontos ini adalah saat mengantarkan timnas Cile meraih trofi Copa America 2015.

Dia pun mengalahkan Carlos Dunga (Brasil) dan Gerardo "Tata" Martino (Argentina) dalam perebutan titel Pelatih Terbaik Amerika Selatan 2015.

 

2. Manuel Pellegrini (Cile, 16 September 1953)


Pelatih Manchester City, Manuel Pellegrini, memberikan instruksi kepada anak asuhnya dalam laga Liga Champions kontra Paris Saint-Germain di Parc des Princes, Paris, 6 April 2016.(SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES)

Masih ingat ketika Villarreal secara mengejutkan mampu menembus semifinal Liga Champions pada musim 2005-2006? Ya, Pellegrini menjadi aktor di balik kisah heroik tersebut.

Mampu membawa The Yellow Submarine tampil konsisten menyulitkan tim-tim besar di Liga Spanyol, Pellegrini dipercaya membesut Real Madrid (2009-2010).

Membawa El Real meraih 36 kemenangan, lima seri, dan tujuh kekalahan tidak cukup bagus bagi publik Santiago Bernabeu.

Sempat bertualang tiga musim bersama Malaga, Pellegrini pun berlabuh di Manchester City.

Musim pertamanya di The Citizens langsung dia tutup dengan torehan trofi Premier League (2014). Dia juga mengantarkan Sergio Aguero cs menjuarai Piala Liga (2014 dan 2016).

Namun, catatan tersebut belum mampu memenuhi ekspektasi para petinggi klub. Pellegrini pun harus menerima posisinya akan diambil alih oleh Pep Guardiola pada musim 2016-2017.

 

1. Jose Mourinho (Portugal, 26 Januari 1963)


Jose Mourinho, saat masih melatih Chelsea. Dia merayakan gelar juara Premier League seusai pertandingan kontra Sunderland di Stadion Stamford Bridge, London, Inggris, 24 Mei 2015.(LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)

Membawa Porto memenangi Piala UEFA (Liga Europa) 2003 dan Liga Champions 2004 dalam dua musim beruntun menjadi awal kedigdayaan Mourinho.

Pelatih berjulukan The Special One ini lantas berlabuh ke klub raksasa Premier League, Chelsea, dan langsung menyabet trofi Liga Inggris dalam dua tahun berturut-turut.

Puncak prestasi Mourinho adalah ketika mengantarkan Inter Milan meraih treble pada 2010. Dia menyapu bersih gelar Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions.

Sempat menukangi Real Madrid (2010-2013) dan memberikan gelar La Liga, Copa del Rey, serta Piala Super Spanyol, Mou kemudian pulang ke Chelsea 3 Juni 2013.

Kembali sukses mengamankan trofi Premier League (2015), rupanya tak cukup gemilang untuk memuaskan sang pemilik klub, Roman Abramovich.

Pelatih Terbaik Dunia 2010 ini pun dilengeserkan The Blues pada 17 Desember 2015 dan menyandang status juru taktik jenius pengangguran yang menjadi rebutan banyak klub top Eropa.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P