Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dana distribusi komersial atau subsidi untuk peserta Indonesia Soccer Championship (ISC) B terbilang besar dibandingkan dengan yang didapat klub kala terjun di pentas Divisi Utama.
Penulis: Gonang Susatyo/Kukuh Wahyudi
Namun, dana itu masih dianggap kurang. Di ISC B, 53 klub peserta akan mendapatkan pemasukan sebesar Rp 400 juta selama mengikuti fase penyisihan grup. Jika lolos ke babak 16 besar akan ada tambahan Rp 300 juta.
Jumlah itu bakal bertambah Rp 150 juta untuk klub yang meneruskan langkah ke perempat final. Total, klub akan mendapatkan Rp 850 juta jika berhasil menembus fase ketiga.
Angka itu tentu jauh lebih besar dibandingkan dengan ajang Divisi Utama yang hanya mencapai Rp 100 juta untuk satu musim.
Hanya, angka subsidi itu tetap disambut kurang antusias lantaran pengeluaran klub lebih besar dari itu.
Persis Solo memperkirakan butuh dana sedikitnya Rp 2,5 miliar untuk mengarungi lima bulan penyisihan grup.
“Bila mencapai final, berarti tim mengikuti turnamen selama delapan bulan. Pertimbangan lain, ada jeda waktu karena puasa dan Lebaran. Meski turnamen libur, tetapi operasional klub tetap berjalan,” kata Totok Supriyanto, Direktur Sport PT Persis Solo Saestu.
Menurutnya, Persis akan memaksimalkan setiap peluang untuk pemasukan klub, termasuk menggenjot pemasukan dari tiket pertandingan dan sponsor.
Sementara itu, meski belum ada kesepakatan, PSS Sleman memiliki harapan bakal didukung beberapa sponsor.
“Negosiasi masih berlanjut dan ada titik cerah. Harapannya ada sponsor untuk klub saat mengikuti ISC B. Kebutuhan klub untuk ISC B diperkirakan lebih dari Rp 3 miliar,” ucap Manajer Operasional PSS, Rumadi.