Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kenapa tak selalu bermain seperti itu, Balo? Harapan tersebut ditulis situs Milannews setelah Mario Balotelli tampil 90 menit melawan Sampdoria pada Minggu, 17 April 2016.
Penulis: Riemantono Harsojo
Selain debut Cristian Brocchi sebagai pelatih Milan yang berakhir dengan kemenangan 1-0, penampilan Balotelli menjadi fokus ulasan media-media di Italia setelah pertandingan pekan ke-33 di markas Sampdoria.
Balotelli tak mencetak gol, tetapi penampilan pemain berusia 25 tahun itu mendapat pujian.
La Gazzetta dello Sport menulis, Milan telah menemukan trequartista yang dicari, yaitu Balotelli.
Ya, faktanya selama 90 menit Balo lebih sering bermain sebagai gelandang serang ketimbang penyerang pendamping sang pencetak gol, Carlos Bacca.
"Pusat permainan Milan". Demikian penilaian La Gazzetta dello Sport mengenai peran Balotelli di partai melawan Sampdoria.
Statistik menjadi dasar penilaian media tersebut. Selama tampil 90 menit di Stadion Luigi Ferraris, Balotelli 64 kali menyentuh bola.
Dari jumlah tersebut, hanya satu yang terjadi di kotak penalti dan 32 terjadi di area trequartista.
Di awal pertandingan, Brocchi memasang pola 4-3-1-2 dengan Giacomo Bonaventura menjadi pemain penghubung antara lini tengah dan depan.
Faktanya, pada babak pertama pola Milan lebih sering menjadi 4-3-2-1 karena Balotelli kerap beroperasi di wilayah gelandang serang.
Di luar para pemain bertahan yang memang sering menyentuh bola, jumlah sentuhan Balotelli lebih banyak dari sutradara permainan Riccardo Montolivo (60 sentuhan), trequartista Bonaventura (59), dan gelandang Juraj Kucka (61).
Balotelli juga disebut sering berinisiatif melakukan aksi individu dan menembak, tetapi dari enam percobaan tak ada satu pun yang tepat sasaran.
Saat melawan Sampdoria, Balotelli juga menunjukkan dirinya bersedia berkorban untuk tim.
"Balotelli turun ke lapangan dengan sikap yang benar," begitu tulis Milannews.
"Penyerang Italia ini mau mengejar bola yang hilang dari penguasaannya hingga wilayah Rossoneri," sebut situs tersebut.
Di Luigi Ferraris, Balotelli empat kali merebut kembali bola yang hilang dari penguasaan. Jumlah itu lebih banyak dari rataan hingga pekan ke-32, yakni 1,24 kali per partai.
Milannews menulis, tanda-tanda positif dari Balotelli sudah terlihat pada partai sepekan sebelumnya saat Milan kalah 1-2 dari Juventus.
Apa yang membuat Balotelli seperti itu?
Milannews menulis, Balo melakukan hal itu karena dia tahu tidak diinginkan Juergen Klopp, Manajer Liverpool FC, klub yang meminjamkannya ke Milan.
Balo pun mengaku tak bahagia di Liverpool. Mantan penyerang Manchester City ini juga paham, jika tidak berada di Milan dia akan kesulitan mendapatkan klub yang bersedia menerima dirinya seperti di I Rossoneri.
Jika selalu tampil seperti di Luigi Ferraris, plus memiliki tembakan yang lebih akurat, bukan tak mungkin Milan akan mati-matian mempertahankan Balotelli.