Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih FC Barcelona, Luis Enrique, adalah pribadi yang selalu berupaya mempererat tali ikatan relasi dengan anak asuhnya. Akan tetapi, Enrique yang penyayang kerap berganti rupa ketika berhadapan dengan awak media.
Penulis : Sem Bagaskara
Pada Jumat, 6 November 2015, Enrique mengajak seluruh pemain Blaugrana beserta sanak keluarga masing-masing mengunjungi taman hiburan Port Aventura.
Arena bermain yang terletak di sebelah selatan kota Barcelona itu memiliki lima area yang mengacu kepada sejumlah peradaban.
Contohnya seperti Mediterania, Far West (peradaban ala koboi di Amerika Serikat), Meksiko, China, Polinesia, sampai lingkungan ala kisah televisi populer asal Amerika Serikat, Sesame Street.
2003 - Tahun ketika Barcelona mengalami tiga kekalahan beruntun di La Liga bersama pelatih Louis van Gaal. Kejadian kekalahan konsekutif sebanyak itu baru terulang lagi musim ini bersama Luis Enrique.
Enrique menganggap hari santai bersama keluarga semacam ini adalah bagian dari sesi latihan. Jika Sesame Street meninggalkan kesan mendalam bagi personel El Barca, tak demikian halnya dengan Xavi Campos, jurnalis dari Radio Catalunya.
Kata Sesame Street memberikan kesan pahit buat Xavi Campos. Kejadiannya pada 3 Oktober tahun silam, usai laga Sevilla vs Barca (2-1).
Sang reporter ingin mendapatkan penjelasan lebih lanjut dari Enrique atas kekalahan itu.
Jawaban Enrique? "Apa yang anda pikirkan? Anda pikir ini Sesame Street?" seru Enrique kepada Xavi.
Ketika kalah dari Sevilla, Enrique menyebut timnya telah membuang kemenangan. Eks pelatih AS Roma dan Celta Vigo itu merasa bahwa wartawan yang menanyainya sudah cukup pintar.
Menurutnya, mereka tak memerlukan penjelasan mendetail seperti dalam Sesame Street, serial edukasi untuk anak-anak.
Baru-baru ini, Enrique kembali menampakkan "sumbu pendeknya" kepada awak media. Pada pekan ke-33 La Liga 2015-2016, Barcelona kalah 1-2 dari Valencia di Camp Nou (17/4/2016).
Karena hasil itu, Barca selalu keok dalam tiga partai La Liga beruntun. Akibatnya, jarak lebar yang sempat memisahkan mereka dari dua saingan di jalur juara, Atletico Madrid dan Real Madrid, mendadak kian menipis.
Embusan napas Atletico dan Madrid seperti kian terasa di leher penggawa Barca.
Saat situasi terasa genting, Enrique malah memperkeruh suasana dengan komentar sinis yang ia berikan kepada seorang pencari berita dalam sesi konferensi pers pascaduel kontra Valencia.
Jurnalis Diario Gol, Victor Malo, mencoba mencari tahu apakah preparasi fisik adalah pemicu hadirnya periode buruk bagi Barcelona.
Enrique lantas merespons: "Siapa nama kamu?"
Ketika sang jurnalis menjawab "Malo", Enrique lantas bilang "Benar, pertanyaan selanjutnya."
Kata "malo" bermakna "buruk" dalam bahasa Indonesia. Ketimbang memakai Malo untuk merendahkan wartawan, kata tersebut bisa digunakan Enrique untuk berintrospeksi.
Lantaran kalah tiga kali beruntun di La Liga, Ia sama buruknya dengan pelatih Barcelona pada 2003, Louis van Gaal.
Kala itu, Barca arahan Van Gaal juga keok tiga kali secara konsekutif di liga, hal yang baru terulang lagi pada 2015-2016.
Kesamaan lain? Pada 1998-1999, alias musim kedua di periode pertama melatih Barcelona, Van Gaal marah besar kepada jurnalis yang menanyakan soal ketegangan sang ahli strategi dengan Rivaldo.
"Saya merusak aturan ruang ganti? Interpretasi kalian selalu negatif, tak pernah positif. Tu eres muy malo! (Kamu sangat payah)," ujar Van Gaal.
Enrique toh seperti membayar lunas rentetan tiga kekalahan itu dengan hasil mengerikan. Pada laga tengah pekan (20/4/2016), Barcelona melumat tuan rumah Deportivo La Coruna delapan gol tanpa balas!
Masih ada wartawan yang berani menjahili Enrique?