Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebulu tangkis ganda putri Indonesia, Greysia Polii, memiliki moto hidup come back stronger yang selalu dia terapkan dalam kehidupan sehari-hari hingga sekarang.
"Sebenarnya come back stronger itu merupakan salah satu resolusi saya pada akhir 2014 untuk menghadapi 2015," kata Greysia dalam perbincangan dengan JUARA di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Rabu (20/4/2016).
"Titik baliknya ketika saya meraih medali emas Asian Games 2014, tetapi pada akhir tahun kami tidak menutupnya dengan hasil baik pada Kejuaraan BWF Superseries Finals," ucap Greysia.
Pada Superseries Finals 2014, langkah Greysia terhenti pada babak pertama karena partnernya Nitya Krishinda Maheswari mengalami cedera kaki.
"Setelah itu saya merenung. Mau menang atau kalah, hidup terus berjalan. Kita harus lebih baik dan lebih kuat setelah kalah atau ketika bersedih. Bahkan, sebelum mati kita harus tetap kuat," tutur Greysia.
Moto tersebut tidak sekadar disimpan dalam benak pebulu tangkis berusia 28 tahun itu, tetapi dia tuangkan dalam sebuah produk clothing line.
"Saya menggunakan tagline tersebut untuk menginspirasi orang yang membacanya. Memang tidak menolong terlalu banyak, namun bisa menjadi pengingat," kata Greysia.
Dalam produknya, penyuka warna hijau itu menuliskan : 'Dengan tagline ini, Greysia ingin membagikan sebuah semangat hidup yang dia sangat percayai dan selalu pegang dalam perjalanan hidupnya. Tidak ada kehidupan yang jalannya terus mulus, pasti akan ada saat di manakita akan jatuh dan mengalami kesulitan, bahkan kegagalan. Setiap kesuksesan pasti disertai dengan sebuah semangat untuk tidak menyerah di saat kita gagal dan keputusan untuk terus bangun dan mencoba kembali.'
Tak hanya kalimat come back stronger, Greysia juga punya banyak kalimat bermakna yang dituangkan dalam T-Shirt produksinya.
"Kata-kata tersebut inspirasinya dari saya sendiri. Setiap mengalami momen tertentu langsung saya catat untuk dituangkan dalam sebuah paket produksi," tutur Greysia.
"Sebelum diproduksi saya bertanya lebih dulu kepada beberapa teman apakah grammar-nya tepat," ujar Greysia.
Pernah Terpuruk
Produksi clothing line tersebut merupakan cara Greysia menunjukkan kebangkitannya sebagai Kartini masa kini.
Greysia pernah merasakan periode yang membuatnya terpuruk, yakni pada Olimpiade London 2012. Dia dianggap Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) tidak fair sehingga tidak bisa melanjutkan laga.
"Saat itu saya berada di tengah-tengah. Ingin melanjutkan karier sebagai pebulu tangkis atau pada akhirnya menikah," tutur Greysia.
Kondisi tersebut membuat wanita kelahiran 11 Agustus itu butuh waktu selama setahun untuk bisa bangkit.
"Saya kemudian berpikir. Kayaknya saya ga gini deh, saya harus menjadi lebih baik," ujar Greysia.
Greysia kemudian berlatih keras untuk bisa tampil hingga akhirnya bisa meraih medali emas Asian Games Incheon Korea selatan 2014 bersama Nitya.
Selanjutnya kiprah Nitya/Greysia melesat pada jajaran pemain elite dunia dengan meraih gelar Korea Terbuka Superseries 2015 dan Singapura Terbuka Superseries 2016.
"Wanita itu kuat. Dia bisa menjalani banyak peran, yakni ibu rumah tangga yang tetap bisa berkarier," ucap Greysia.
Menurut Greysia, wanita masa kini merupakan sosok yang tau integritas di bidang masing-masing.
"Saya menunjukkan peran saya sebagai Kartini masa kini dengan melakukan tugas saya sebagai pemain yang bertanggung jawab dan disiplin," ucap Greysia
Greysia juga menjaga pergaulannya tetap sehat, baik itu di kalangan atlet maupun dengan teman-teman beda profesi.
"Di lapangan boleh garang, tetapi di luar lapangan kami tetap wanita," ujar Greysia.
Greysia tahun ini tengah fokus mempersiapkan diri pada ajang Olimpiade Rio 2016. Sebelum turun di Olimpiade, Greysia akan turun pada Kejuaraan Asia, 26 April-1 Mei.