Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Rivalitas AC Milan dan Inter Milan tak cuma terlihat di atas lapangan hijau. Dua raksasa asal Kota Milano itu kini dikabarkan saling berebut salah satu permata terbaik Ligue 1 2015-2016, Sofiane Boufal (Lille).
"Mempertahankan Boufal secara teknis mustahil. Menyedihkan, tapi kami harus memahami. Jarak kualitas dengan Premier League semakin lebar," ujar Presiden Lille, Michel Seydoux.
Boufal yang sudah mengemas 11 gol dalam 27 penampilan di Ligue 1 musim ini kabarnya bakal menjadikan Premier League sebagai destinasi utama.
Namun, Inter Milan disebut sudah menghubungi perwakilan Boufal, sementara AC Milan juga dikabarkan tertarik.
Bukan hal yang aneh jika dua klub raksasa asal Kota Milano itu memonitor Boufal.
Inter dan Milan musim ini sama-sama tak punya figur yang mampu menghadirkan fantasi dan "percikan" di atas lapangan.
Boufal dikenal sebagai pemain yang memiliki dribel yahud.
Lantaran berpostur liliput (170 cm), Boufal memiliki pusat gravitasi rendah sehingga tak gampang jatuh saat menggiring bola.
[video]https://video.kompas.com/e/4798715900001_ackom_pballball[/video]
Pemain 22 tahun asal Maroko itu tercatat 114 kali sukses mengelabui lawan di Ligue 1 musim ini.
Jumlah dribel sukses Boufal hanya kalah dari Hatem Ben Arfa (Nice/123 dribel sukses) yang konon juga diperebutkan Inter dan Milan.
Jago dribel seperti Boufal tentu sangat dibutuhkan Inter maupun Milan yang musim ini sangat sering dihadapkan dengan kebuntuan.
Milan terlalu bergantung kepada Giacomo Bonaventura (70 dribel sukses), sementara pemain Inter yang paling sering melewati lawan malah Geoffrey Kondogbia (42 dribel sukses) yang notabene adalah gelandang bertahan.
"Saya melihat Boufal pertama kali dalam tugas pengamatan di sejumlah departemen, saat itu ia berusia 12 tahun. Kita sudah bisa melihat talenta alami Boufal dalam menggiring bola. Ia di atas semuanya," kata eks pelatih Boufal di tim junior Angers SCO, Richard Guyon.
Namun, Boufal nyaris disingkirkan oleh Angers kala dirinya menginjak usia 17 tahun.
Pemain kelahiran Paris itu mengalami masalah pertumbuhan.
Tinggi badan Boufal tak sampai 160 cm dan bobotnya cuma 50 kg. Sebagai perbandingan rekan setim Boufal di tim junior Angers, Jean-Pierre Nsame, sudah mencapai 187 cm dan 90 kg.
Boufal beruntung karena memiliki pelatih seperti Guyon.
"Saat itu saya bilang jika tak mempertahankan pemain seperti Boufal, klub tidak akan pernah mendapatkan siapa pun," ujar Guyon.
Intuisi Guyon terbukti tak keliru. Boufal melesat di Ligue 1 2015-2016 bersama Lille dan bahkan menjadi rebutan dua raksasa Kota Milano.
[video]https://video.kompas.com/e/4766663256001_ackom_pballball[/video]