Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Hengkangnya Pep Guardiola dari FC Barcelona rupanya memengaruhi keputusan Fabregas pindah ke Chelsea pada 2014. Fabregas mengaku kesulitan dengan pola permainan Barcelona pasca-kepergian Guardiola.
Fabregas merupakan pemain jebolan La Masia (akademi sepak bola Barcelona). Ia kemudian bergabung ke Arsenal, sebelum kembali ke Barcelona pada 2011.
Pada periode keduanya bersama El Barca, Fabregas sempat dipercaya Guardiola untuk tampil dalam formasi 3-4-3. Pola tersebut membuat Fabregas bisa lebih berkreasi dalam permainannya.
Fabregas ditempatkan di lini tengah dan sering bertukar tempat dengan Lionel Messi sehingga berpeluang besar mencetak gol. Gaya permainan tersebut rupanya disukai oleh Fabregas.
"Setelah kami berada di level fantastis selama tiga tahun, Guardiola merasa tim lain sudah bisa membaca gaya permainan Barcelona dalam pola 4-3-3," ujar Fabregas seperti dikutip Sky Sports, Senin (18/4/2016).
"Guardiola pun menerapkan sistem yang berbeda dengan tiga bek di belakang, empat pemain di lini tengah, dan Lionel Messi ditarik lebih ke dalam. Guardiola ingin Barcelona lebih dominan di lini tengah," kata Fabregas menjelaskan.
Namun, kepergian Guardiola dari El Barca pada 2013 mengubah segalanya. Barcelona pun kembali menggunakan formasi empat bek, dan hal itu justru membuat Fabregas kesulitan.
Tak pelak, Fabregas kehilangan statusnya sebagai pemain utama Barcelona. Xavi Hernandez dan Andres Iniesta lebih sering diandalkan ketimbang Fabregas.
Situasi tersebut membuat Fabregas berpikir untuk pergi dari Camp Nou. Alhasil, pada Juni 2014, Fabregas bergabung ke Chelsea dengan banderol 33 juta euro (sekitar Rp 491 miliar).
Musim depan, Fabregas akan kembali bereuni dengan Guardiola di Inggris, tetapi tidak di dalam klub yang sama. Pasalnya, Guardiola memilih untuk menangani Manchester City, salah satu rival Chelsea.