Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

340 Jam di Balik Pembuatan Trofi Liga Champions

By Septian Tambunan - Senin, 18 April 2016 | 08:58 WIB
Carles Puyol dan Ruud Gullit menghadiri UEFA Champions League Trophy Tour di Ho Chi Minh City, Vietnam, 8 April 2016. (CHRISTIAN BERG/GETTY IMAGES)

Trofi Liga Champions merupakan gelar paling prestisius bagi klub-klub di Eropa. Namun, apa sebenarnya fakta di balik pembuatan piala berjulukan "Si Kuping Besar" itu?

Selain setiap nama tim jawara Liga Champions akan terukir di trofi tersebut, klub pemenang juga diperkenankan untuk membuat replikanya sendiri. Akan tetapi, mereka hanya boleh membuatnya dengan ukuran maksimal 80 persen dari trofi yang sesungguhnya.

Trofi asli Liga Champions pertama adalah sumbangan dari surat kabar olahraga Prancis, L'Equipe, kala ajang tersebut masih bernama Piala Champions Eropa (1955).

Trofi ini diberikan secara permanen kepada Real Madrid pada 1967. Waktu itu, mereka adalah juara bertahan dan telah memenangi enam gelar, termasuk lima kemenangan beruntun dari 1956-1960.

Aturan yang diperkenalkan pada 1968-1969 menetapkan trofi hanya menjadi milik klub yang sudah memenangi Liga Champions sebanyak lima kali atau tiga tahun berturut-turut. Pada saat itu, Real Madrid menjadi satu-satunya klub yang memenuhi kualifikasi.

Setelah klub diberikan piala, hitungan akan kembali diulang dari nol.

Misalnya, sebuah klub belum pernah meraih gelar Liga Champions sebelumnya, meraih enam gelar beruntun, maka klub akan diberikan trofi secara permanen setelah kemenangan ketiga dan keenam (masing-masing untuk tiga kemenangan berturut-turut), bukan ketika kemenangan kelima.

Jika sebuah klub menjuarai Liga Champions bukan tiga kali beruntun atau menggenggam titel kelima, mereka diizinkan untuk menyimpan trofi asli selama sepuluh bulan setelah kemenangan mereka. Lalu, mereka akan menerima replika yang diperkecil untuk disimpan secara permanen.

Namun, sejak 2009, klub yang menjuarai Liga Champions menerima replika dengan ukuran penuh dan mulai tahun tersebut, klub yang juara dalam tiga tahun beruntun atau mengoleksi titel kelimanya, akan diberi pengakuan khusus berupa lencana badge of honour.

 

Siapa dalang di belakang rancangan trofi baru Liga Champions?

Sekretaris Jenderal UEFA, Hans Bangerter, adalah jawabannya. Dia menugaskan Juerg Stadelmann untuk membuat karya yang agak berbeda dari piala pertama pada 1968. Trofi pun dirancang serta dibuat di Berne, Swiss (dekat kantor pusat UEFA).

Pembuatan trofi dengan tinggi 73,5 cm dan berat 7,5 kg ini menghabiskan dana sebesar 10.000 swiss franc (Rp 135,3 juta).

Bentuk pegangan dari trofi itu membuatnya mendapat julukan "Kuping Besar" dalam berbagai bahasa, seperti Prancis dengan nama la Coupe aux grandes oreilles dan dalam sebutan Spanyol menjadi La Orejona.

Sebuah catatan menarik melaporkan bahwa proses pembuatan "Si Kuping Besar" membutuhkan waktu 340 jam atau sekitar dua minggu!

"Pembuatan harus selesai sebelum 28 Maret karena saya akan menikah dan berlibur 10 hari ke Los Angeles bersama istri," kata Stadelmann.

"Saya melakukan pekerjaan dengan maksimal sebelum diselesaikan oleh pemahat, Fred Baenningeer. Semua selesai tepat waktu dan saya senang," ucap dia lagi.

Hingga kini, Real Madrid, Ajax Amsterdam, Bayern Muenchen, AC Milan, Liverpool, dan FC Barcelona memiliki piala asli dalam ruang trofi mereka.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P