Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Seorang kapten berhak mendapat keistimewaan menjadi pemain pertama yang menerima dan mengangkat trofi ketika timnya mendapatkan gelar juara.
Tradisi tersebut juga berlaku saat penganugerahan trofi Liga Champions (LC) kepada tim kampiun.
Berikut 11 kapten tim pemenang trofi La Orejona (Kuping Besar), sebutan buat trofi LC, yang disusun ke dalam komposisi terbaik menurut versi JUARA.
Peter Schmeichel, Manchester United (1998-1999)
Schmeichel mengangkat trofi Liga Champions 1998-1999 yang menyimpulkan raihan treble historis bagi Man United. Posisinya bukan kapten utama di United.
Sang kiper legendaris Denmark mendapat kehormatan tersebut karena mewakili Roy Keane, yang absen pada laga final lawan Bayern Muenchen akibat skors.
Philipp Lahm, Bayern Muenchen (2012-2013)
Seperti halnya Schmeichel, Lahm memandu Bayern mencatat trigelar bergengsi. Trofi Liga Champions menjadi pemanis perjalanan mereka pada akhir musim 2012-2013.
Fernando Hierro, Real Madrid (2001-2002)
Dari tiga kesempatan menjuarai Liga Champions sepanjang karier, Hierro mendapat kehormatan mengangkat La Orejona pada edisi 2001-2002 sebagai kapten.
Pada final kala itu, Madrid menekuk Bayer Leverkusen 2-1 dengan diwarnai gol penentu kemenangan via tembakan voli Zinedine Zidane yang legendaris itu.
Matthias Sammer, Borussia Dortmund (1996-1997)
Begitu banyak opsi kapten top di posisi bek tengah. Sammer layak dipilih karena kesuksesan mengomandoi pertahanan sebagai sweeper - posisi yang mungkin sudah punah saat ini - ketika menekuk Juventus dengan skor 3-1 di final 1997.
Kemunculan Dortmund sebagai pemenang terbilang mengejutkan karena mereka menghadapi Juve, sang juara musim sebelumnya.
Paolo Maldini, AC Milan (2002-2003, 2006-2007)
Salah satu kapten dan pemain tersukses dalam sejarah kompetisi. Maldini memimpin Milan merengkuh dua trofi terakhir mereka.
Legenda Italia itu juga masuk buku rekor pada laga final Piala/Liga Champions sebagai penampil terbanyak (8 kali), pencetak gol tertua (36 tahun, 333 hari pada 2005), serta pencetak gol tercepat (53 detik, 2005).
Javier Zanetti, Inter Milan (2009-2010)
Termasuk kapten golongan langka bersama Schmeichel dan Lahm. Zanetti juga mengangkat trofi Liga Champions 2009-2010 sebagai gelar pelengkap treble bersejarah pada musim tersebut.
Pada laga final kontra Bayern, posisi Zanetti adalah gelandang tengah. Tempat naturalnya di sisi kanan diisi oleh Maicon.
Didier Deschamps, Marseille (1992-1993)
Inilah kapten pertama yang mengangkat Si Kuping Besar setelah kompetisi berganti format ke Liga Champions. Bersama Marseille, Deschamps juga menorehkan rekor lain.
Dalam usia 24 tahun dan 5 bulan saat melakoni final lawan AC Milan (26/5/1993), dia tercatat sebagai kapten termuda yang membawa timnya juara LC.
Frank Lampard, Chelsea (2011-2012)
Ban kapten melingkar di lengan Lampard ketika Chelsea menekuk Bayern di final 2012 lewat adu penalti. Lampard mewakili John Terry, yang absen karena skors.
Sebelum laga, UEFA menyatakan Terry tetap diperbolehkan ikut mengangkat trofi meski tidak tampil dalam partai puncak tersebut.
Steven Gerrard, Liverpool FC (2004-2005)
Simbol kebangkitan Liverpool pada final yang dijuluki 'Kejaiban dari Istanbul' 11 tahun silam. Gerrard mengawali comeback historis timnya usai tertinggal 0-3 dari Milan pada babak I.
Gol Gerrard ialah torehan perdana dari 3 gol balasan Liverpool pascajeda hingga menjadi juara lewat drama adu penalti.
Xavi, FC Barcelona (2014-2015)
Mengawali laga final musim lalu sebagai pemain cadangan, Xavi masuk dalam seperempat jam terakhir dan mengambil alih ban kapten dari Andres Iniesta.
Barcelona menekuk Juventus 3-1 dan itulah penampilan sekaligus gelar terakhir Xavi sebelum mengakhiri 17 tahun pengabdian bersama Barca.
Gianluca Vialli, Juventus (1995-1996)
Tak banyak penyerang yang menjadi kapten pemenang trofi Piala/Liga Champions. Vialli ialah satu di antara spesies langka tersebut.
Bersama rekan trisula di lini depan, Alessandro Del Piero dan Fabrizio Ravanelli, Vialli menjadi inspirasi kesuksesan Juventus memenangi final 1996 lewat adu penalti lawan Ajax Amsterdam.