Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Getafe Vs Real Madrid: Kebugaran, Kunci Madrid di Jalur Juara

By Sabtu, 16 April 2016 | 19:53 WIB
Cristiano Ronaldo (depan) merayakan gol keduanya saat pertandingan perempat final Liga Champions leg ke-2 antara Real Madrid CF dan VfL Wolfsburg di Estadio Santiago Bernabeu tanggal 12 April 2016 di Madrid, Spanyol (MIKE HEWITT/GETTY IMAGES)

Tugas luar biasa berat harus dilakoni Juan Esnaider dalam laga debut bersama Getafe, akhir pekan ini.

 Penulis : Sapto Haryo Rajasa

Tak hanya dituntut untuk menyelamatkan Getafe dari jurang degradasi, pelatih pengganti Fran Escriba ini juga harus memenangi laga perdana melawan Real Madrid.

Bersama Escriba, Getafe menjalani 12 jornada beruntun tanpa sekali pun memetik kemenangan.

Skor 1-1 melawan Sevilla dan Eibar merupakan catatan terbaik sejak akhir Januari hingga pekan lalu.

“Hal yang terpenting adalah sang pelatih baru datang dengan ketertarikan dan antusiasme tinggi. Sebagai pemain, kami harus bisa segera beradaptasi dengan apa yang diinginkan pelatih,” ujar Juan Rodriguez, gelandang Getafe, seperti dikutip FourFourTwo.

Esnaider sebetulnya bukan wajah baru di Coliseum Alfonso Perez. Eks bomber yang di antaranya pernah berbaju Real Madrid, Atletico Madrid, dan Juventus ini, sempat menjadi asisten pelatih Getafe saat dibesut Michel.


Juan Eduardo Esnaider (kanan) saat memperkuat Juventus melawan Manchester United pada partai Liga Champions, 7 April 1999.(CLIVE BRUNSKILL/ALLSPORT)

Di musim 2009-2010 itu, masukan bagi Michel, dan kedekatan Esnaider dengan para pemain, sukses membawa Getafe duduk di peringkat 6 klasemen La Liga, dan menembus semifi nal Copa del Rey.

“Esnaider adalah figur yang lekat dengan sepak bola. Dia tahu apa yang harus dilakukan untuk menaikkan kembali mentalitas tim. Jika klub memutuskan sesuatu, berarti inilah jalan yang terbaik bagi kami,” lanjut Rodriguez.

Kendati demikian, Rodriguez juga harus menyadari bahwa rapor Esnaider sebagai pelatih kepala justru buruk.

Pada 2011-2012, Real Zaragoza B dibawanya turun kasta dari Segunda B ke Tercera.

Selain itu, kiprah di Cordoba pada pengujung musim 2012-2013, saat menggantikan Rafa Berges di jornada 33, pun tergolong buruk. Cordoba mencatat 2 menang, 1 seri, dan 6 kalah, dalam 9 partai.