Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Koke bersuara paling lantang tatkala manajemen Atletico Madrid memastikan come back Fernando Torres ke Vicente Calderon pada jendela transfer musim dingin 2015.
Penulis : Sapto Haryo Rajasa
“Dia masih seorang striker yang hebat,” begitu kata Koke di Four Four Two, kala itu.
Jika bukan fans fanatik Los Colchoneros, rasanya mustahil menaruh asa tinggi pada Torres. Terutama setelah menjalani musim-musim mengecewakan bersama Chelsea dan AC Milan.
Untuk berlaku optimistis, tentu Koke punya sejarah pemahaman tinggi perihal sepak terjang striker berjulukan El Nino itu.
Sebagai one club player, yang mendedikasikan jiwa dan raganya sejak tahun 2000 di Akademi Atletico, bisa dipastikan Koke menjadikan Torres sebagai idola.
Maklum, di saat generasi pemain seusia Koke masih berlatih di akademi, Torres sudah menjadi ikon Atletico.
Gol-gol spektakuler yang disarangkan Torres selama berbaju Atleti terekam jelas dalam ingatan Koke.
“Torres hanya butuh jam terbang reguler untuk kembali mendapatkan ketajamannya. Saya hafal betul bola-bola yang disukai Torres,” kata Koke lagi.
Tahun pertama Torres sejak come back bisa dibilang berjalan kurang optimal. Wajar, Diego Simeone masih harus memberlakukan rotasi di lini depan karena Mario Mandzukic masih bercokol di Vicente Calderon.