Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bermimpilah, Sang Rubah Leicester!

By Sabtu, 16 April 2016 | 18:57 WIB
Jamie Vardy dkk merayakan kemenangan setelah laga Premier League antara Sunderland melawan Leicester City di Stadium of Light tanggal 10 April 2016 di Sunderland, Inggris. ( SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES)

We're gonna win the league. We're gonna win the league. Now you gotta believe us, now you gotta believe. Now you gotta believe us, We're gonna win the league....

Penulis : Anggun Pratama

Kata-kata tersebut keluar dari mulut ribuan pendukung Leicester yang datang menemani tim bertandang ke Stadium of Lights pada Minggu (10/4).

Para pendukung bernyanyi soal mimpi mereka menjadi juara Premier League yang mendekat menjadi nyata usai mengalahkan tuan rumah Sunderland 2-0.

Melihat konsistensi yang mereka pertunjukkan sepanjang musim, memang sulit melihat Leicester bakal terpeleset.

"Pendukung boleh bermimpi, tetapi kami harus tetap konsentrasi dan fokus," tutur Ranieri kepada BBC Sport mengingatkan timnya.

"Tim harus tetap tenang, fokus, solid, dan terus bergerak melanjutkan apa yang telah mereka perlihatkan," katanya lagi seusai laga tersebut.

Pertanyaan besarnya tentu kapan Leicester juara?

Seperti kebanyakan jawaban normatif, paling aman tentu menyebut masih banyak yang bisa terjadi dalam lima laga sisa.

Namun, dengan asumsi Leicester terus menang dan Tottenham menjaga jarak tujuh poin, The Foxes bisa tampil sebagai kampiun EPL di Stadion Old Trafford ketika menghadapi Manchester United pada 1 Mei mendatang.

Kapan waktu tercepat Leicester bisa juara? 24 April.

Ada skenario yang harus dipenuhi, yakni Leicester harus menang di dua laga berikutnya dan Spurs kalah dari Stoke akhir pekan ini.

Memori Si Merah

The Foxes memang harus fokus karena bayang-bayang kegagalan tetap ada.

Ranieri dan tim harus belajar dengan apa yang terjadi pada Liverpool di 2013/14.

Pada 21 April 2014, The Reds unggul enam poin dari City di peringkat tiga, dengan Si Merah tinggal menyisakan tiga laga, sementara City sebiji lebih banyak.

Lantas insiden terpelesetnya Steven Gerrard ketika melawan Chelsea terjadi. Liverpool kalah 0-2.

Di partai selanjutnya The Reds ditahan Crystal Palace 3-3, dan baru kembali menang di laga terakhir kontra Newcastle (2-1).

Kemenangan itu terasa percuma karena City terus menang di empat laga terakhir dan menyelesaikan liga sebagai juara.

Para pemain The Foxes tampak sepakat dengan yang diinginkan bos Ranieri.


Manajer Leicester City, Claudio Ranieri, tersenyum melihat penampilan para pemainnya dalam laga Premier League 2015-2016 menghadapi Crystal Palace di Stadion Selhurst Park, London, Inggris, pada 19 Maret 2016.(MICHAEL REGAN/GETTY IMAGES)

"Selangkah lebih dekat dengan kemungkinan menjuarai liga. Kami akan menikmati kemenangan atas Sunderland hingga akhir hari ini. Kemudian, kami akan segera berlatih mempersiapkan laga berikutnya," tutur Jamie Vardy di Sky Sports.

Di sepanjang sejarah, Leicester sudah dua kali merasakan status nyaris menjuarai divisi teratas kompetisi sepak bola Inggris.

Percobaan pertama terjadi pada 1927/28. Leicester finis di peringkat 3 divisi 1 dengan jarak lima poin dari Everton sang kampiun.

Semusim berselang, Leicester (finis peringkat dua) lebih dekat dengan gelar karena cuma berjarak satu poin dari Sheffield Wednesday sang kampiun.

[video]https://video.kompas.com/e/4842381631001_ackom_pballball[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P