Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kala tampil sebagai salah satu kontestan di ajang Trofeo Persija 2016 akhir pekan silam, pelatih anyar PSM, Luciano Leandro, bak bernostalgia. Ada beragam kenangan yang menjadi pembuka lembaran barunya selaku pelatih Juku Eja.
Penulis: Martinus Bangun
Luciano sudah resmi menangani PSM sejak awal Februari silam. Namun, ia sempat terbentur dengan minimnya lawan uji coba selama di Makassar.
Kesempatan menjajal lawan yang sepadan baru datang di bulan April. Tiga calon pesaing di ISC A mereka jajal, yakni Persela (menang 2-1), Persija (kalah adu penalti 1-4), dan Bali United (kalah 0-2).
Di antara ketiga laga tersebut, pertandingan kontra Persija dan Bali United di ajang Trofeo Persija disebutnya sebagai yang paling berkesan. Pasalnya, kedua partai itu berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan.
Bagi Luci, SUGBK termasuk salah satu stadion yang menyisakan kesan mendalam.
"Saya ingat betul pengalaman pertama bertanding di SUGBK. Kala itu, saya masih menjadi pemain PSM dan kami berhasil mengalahkan Persipura di semifinal. Saya mencetak satu gol di laga tersebut," ujar Luci.
Pertandingan yang dikisahkan Luci tersebut berakhir dengan kemenangan tipis 4-3 Skuat Juku Eja atas Mutiara Hitam. Ia turut berperan sebagai pencetak gol pembuka PSM.
Sayang di partai final, PSM harus mengakui keunggulan Mastrans Bandung Raya, yang akhirnya keluar sebagai juara Liga Indonesia 1995/1996.
Hasrat besar Luci untuk menghadirkan gelar bagi PSM pun sirna.