Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Korea Selatan memberi kesan tersendiri bagi pasangan ganda putri Indonesia, Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii.
Prestasi Nitya/Greysia untuk menembus jajaran elite dunia berawal di Negeri Ginseng, yakni ketika mereka meraih medali emas Asian Games 2014.
Saat itu, mereka memupus asa pasangan Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, dalam pertandingan final yang berlangsung selama 48 menit dengan 21-15, 21-9.
Setelah Asian Games, Nitya/Greysia menjadi salah satu pasangan ganda putri yang cukup disegani.Mereka berhasil menembus persaingan dengan sejumlah ganda elite putri dunia dari China, Korea, dan Jepang.
Korea menjadi salah satu negara yang paling sering Nitya/Greysia temui selama mengikuti turnamen setelah China.
Pada Indonesia Terbuka 2015 yang digelar Juni di Istora, Senayan, Jakarta, Nitya/Greysia mampu menembus dua ganda putri China, yakni Luo Ying/Luo Yu, Yu Yang/Tan Yuanting.
Namun, langkah keduanya terhenti pada babak final setelah kalah dari pasangan China lainnya, Tian Qing/Tan Jin Hua, 21-11, 21-10.
Pada Kejuaraan Dunia 2015 yang digelar Juli di tempat yang sama mereka hanya melangkah hingga babak semifinal setelah dikalahkan oleh pasangan China, Tian Qing/Zhao Yunlei 8-21, 6-21.
Nitya/Greysia kembali meraih hasil positif dengan menjuarai Korea Terbuka yang merupakan gelar superseries pertama mereka.
Mereka menang atas pasangan Korea, Chang Ye-na/Lee So-hee, dengan 21-15, 21-18. Hasil ini merupakan gelar pertama Indonesia di Korea Terbuka dalam delapan tahun terakhir.