Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
2009, H Jaja Sutarja, meninggal dunia di Bandung pada Rabu (13/4/2016).
Birokrat yang pernah menjabat sebagai kepala Bapeda dan direktur utama PDAM Kota Bandung ini telah dimakamkan di TPU Kebon Delapan Ciumbuleuit, Bandung, Kamis (14/4/2016).
Jaja menakhodai klub berjulukan Maung Bandung selama satu musim bersama Manajer Persib saat ini, Umuh Muchtar, yang kala itu jadi wakil.
Kala Jaja menjadi manajer Persib, ia berperan mendatangkan pelatih yang mengantarkan Persik Kediri juara Liga Indonesia 2003, Jaya Hartono. Selain itu, skuat Maung Bandung di bawah Jaja sebagai leader manajemen mendatangkan pemain asal Deltras Sidoarjo.
Para pemain itu sebelumnya pada Liga Indonesia 2008 sukses bersama Jaya di Deltras.
Mereka antara lain: penyerang asal Brasil, Hilton Moriera plus tiga pilar lokal, Hariono, Waluyo, dan Airlangga Sucipto. Dari empat nama itu, tinggal Hariono yang masih kerasan berseragam Persib.
Di bawah kendali Jaja, Persib menempati peringkat ketiga di bawah Persipura Jayapura dan Persiwa Wamena.
Itu merupakan prestasi terbaik Persib sejak menjuarai Liga Indonesia edisi perdana pada musim 1994-1995 dan sebelum menjuarai ISL 2014.
Baca juga:
Umuh Muchtar menilai Jaja sebagai sosok yang baik dan jujur. Saking jujurnya, Jaja sangat hati-hati untuk urusan keuangan, menurut Umuh.
Apalagi saat itu, Persib masih menggunakan dana APBD sehingga sangat riskan terjadi penyimpangan.
”Pak Jaja adalah seorang pemimpin yang bisa diandalkan. Saya tak hanya kenal dengan almarhum di lapangan saja tapi di luar lapangan. Dia adalah sabahat yang baik,” kata Umuh.
Sementara itu, kapten Persib, Atep mengaku mengenal dekat sosok Jaja Sutarja. Meski hanya setahun menjabat sebagai manajer, namun hubungan Atep dengan Jaja tetap terjaga. Bahkan, Atep kerap diundang memancing di kediaman almarhum di Subang.
”Saya turut berduka cita atas kepergian Pak Jaja. Beliau merupakan bagian dari keluarga Persib. Saya mengenalnya sebagai sosok bapak yang baik dan senang bercanda,” tuturnya.
"Setelah tak jadi manajer, kami terus melakukan komunikasi. Terus terang kepergiannya membuat saya sedih," lanjutnya.