Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

5 Alasan Manchester City Bisa Juarai Liga Champions

By Beri Bagja - Kamis, 14 April 2016 | 06:29 WIB
Selebrasi gol gelandang Manchester City, Kevin de Bruyne (depan), usai sukses membobol gawang Paris Saint-Germain di pertandingan leg pertama babak perempat final Liga Champions di Parc des Princes, Paris, Prancis, pada Rabu (6/4/2016). (CLIVE ROSE/GETTY IMAGES)

Manchester City mengamankan tempat di semifinal Liga Champions setelah menyingkirkan Paris Saint-Germain dengan agregat 3-2 pada fase perempat final.

Bukan hanya mengintip tiket ke final Liga Champions 2015-2016, klub beralias The Citizens juga boleh bermimpi meraih gelar.

Berikut lima alasan yang bisa mendukung peluang Manchester City menjuarai Liga Champions musim ini.

1. Efek sentuhan ajaib KDB

Gelandang Manchester City, Kevin de Bruyne, meluapkan kegembiraan usai mencetak gol dalam laga leg kedua perempat final Liga Champions melawan Paris Saint-Germain di Etihad Stadium, Selasa (12/4/2016)(OLI SCARFF/AFP)

Manchester City tak memiliki individu karismatik yang menonjol sekelas Lionel Messi (FC Barcelona), Cristiano Ronaldo (Real Madrid), atau Zlatan Ibrahimovic (PSG).

Okelah mereka punya jagoan top dalam diri Sergio Aguero, tetapi adakalanya sang penyerang tampil jauh di bawah level performa terbaik.

Dalam keadaan tersebut, Man City mengandalkan sentuhan ajaib Kevin de Bruyne.

Gelandang serang Belgia berusia 24 tahun itu menjadi elemen kejutan yang sering berpengaruh vital terhadap raihan tim.

Pada 2015-2016, KDB - sebutan singkat inisial De Bruyne - menyumbangkan 15 gol dan 14 assist dalam 35 partai di berbagai ajang sejak bergabung dengan City musim panas lalu.

Catatan itu membuktikan dirinya bisa menjadi kreator, sekaligus eksekutor ulung.

"Kevin menunjukkan kelasnya sejak bergabung dengan klub ini," ucap bek Bacary Sagna memuji De Bruyne.

Kiper Joe Hart menambahkan pujian buat pencetak gol dalam dua pertemuan lawan PSG itu.

"Sungguh beruntung orang Belgia milik kami menyelesaikan semuanya," kata Hart.

2. Berkah kekuatan underdog


Pelatih Man City, Manuel Pellegrini (tengah) bersalaman dengan kiper Joe Hart seusai laga kedua perempat final Liga Champions di Etihad Stadium, Selasa (12/4/2016). (OLI SCARFF/AFP)

Akibat catatan sejarah tidak impresif di Liga Champions, Man City wajar dianggap sebagai underdog.

Baru pada musim ini The Citizens mampu melewati babak 16 besar. Justru status nonunggulan menjadi berkah bagi pasukan Manuel Pellegrini.

Terbantu hasil undian 'menguntungkan' karena bertemu Dynamo Kyiv di 16 besar, City seperti tampil tanpa beban berat.

Minus ekspektasi tinggi, kemampuan skuat Citizens malah melampaui perkiraaan.

 

3. Kolektivitas tim


Raheem Sterling (kiri) dan Sergio Aguero merayakan gol Manchester City ke gawang Aston Villa pada lanjutan Premier League di Stadion Etihad, 5 Maret 2016.(PAUL ELLIS/AFP)

Apa yang spesial dari skuat Manchester City? Mereka bukan tim tersubur, tertangguh, pemilik penguasaan bola tertinggi, ataupun pencatat akurasi operan terbaik.

Sosok tertajam Citizens di Liga Champions musim ini adalah Raheem Sterling dan De Bruyne dengan angka cuma tiga gol.

Justru statistik tersebut bermuara kepada kekuatan mereka: kolektivitas.

Sumber gol intern City berasal dari rekening delapan pemain, yakni Sterling dan De Bruyne (3), David Silva, Fernandinho, Sergio Aguero, dan Wilfried Bony (2), serta Yaya Toure dan bek Martin Demichelis (1).

Pemerataan produktivitas di berbagai sektor ini membuat lawan sulit menebak dari mana datangnya gol City.

4. Semangat warisan terakhir Pellegrini


Manajer Manchester City, Manuel Pellegrini (kanan), dan pelatih Bayern Muenchen, Josep Guardiola, memantau tim pada laga Liga Champions di Stadion Etihad, 25 November 2015.(Alex Livesey/Getty Images)

Manuel Pellegrini berada dalam jalur tepat buat mengakhiri pengabdian di Man City dengan cara terbaik.

Trofi Liga Champions akan menjadi warisan terindah Pellegrini sebelum posisinya digantikan Josep Guardiola mulai musim depan.

Para personel skuat Manchester City pasti akan berjibaku membantu sang pelatih mengucap perpisahan dengan genggaman trofi Si Kuping Besar.

 

5. Target pikat pelatih anyar dan perpisahan korban


Gelandang Manchester City, Yaya Toure (tengah), berduel dengan pemain Dynamo Kiev dalam laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Stadion Etihad, Manchester, Inggris, 15 Maret 2016.(LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)

Selain untuk kado perpisahan Pellegrini, keringat dan semangat maksimal awak Manchester City di Liga Champions juga ditujukan buat misi lain.

Para pemain yang berharap bertahan akan melakukan segala cara tampil dengan performa terbaik guna memikat bos anyar kelak, Guardiola.

Sudah umum beredar kabar Guardiola bakal melakukan overhaul alias perombakan besar-besaran terhadap komposisi skuat Citizens musim depan.

Bagi mereka yang merasa punya kans tipis bertahan ketika Guardiola tiba, inilah kesempatan terakhir memenangi titel bergengsi bersama Man City.

Yaya Toure, Samir Nasri, Gael Clichy, atau Demichelis disebut termasuk kategori korban revolusi tersebut.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P