Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebalap Indonesia, Muhammad Sean Galael, akan menjalani musim pertamanya secara penuh pada persaingan GP2 Series 2016.
Sebelum Sean, Indonesia sudah punya pebalap yang berlaga di ajang ini yaitu Rio Haryanto. Musim ini, pebalap asal Solo tersebut berlaga di Formula 1 bersama Manor Racing.
Tahun lalu, Sean sudah merasakan ketatnya persaingan ajang balap satu tingkat di bawah Formula 1 tersebut. Dia turun pada lima seri terakhir.
Selain Sean yang akan turun bersama tim Jagonya Ayam Campos Racing, Indonesia juga punya wakil lainnya yaitu Philo Paz Armand yang membela tim Trident.
"Kendala terbesar untuk pebalap tahun pertama seperti saya dan Philo adalah bagaimana beradaptasi dengan ban karena memang di GP2 Series ini tidak banyak track time," kata Sean dalam acara makan bersama wartawan di Potato Head Garage, Jakarta, Jumat (8/4/2016).
Di ajang GP2 Series, para pebalap hanya punya satu sesi latihan sebelum bersaing dalam sesi kualifikasi, lalu menjalani dua balapan.
"Kita bisa lihat Rio Haryanto tahun lalu. Mengapa dia memerlukan waktu empat tahun di GP2? Karena tidak ada track time yang cukup dengan ban Pirelli. Jadi, trial and error saat balapan berlangsung," ujar Sean.
Sean juga menyebut bahwa kepintaran mengatur pemakaian ban jadi faktor vital pebalap bisa meraih hasil balapan yang bagus. Pebelap Belgia, Stoffel Vandoorne, dan Rio disebut Sean sebagai contoh pebalap yang bisa memaksimalkan kinerja ban.
"Kita bisa lihat dua rookie tahun lalu, Pierre Gasly dan Alex Lynn, yang sudah beberapa kali berada di pole position. Tetapi, akhirnya yang menang balapan Stoffel atau Rio," kata Sean.
"Tahun lalu, Stoffel menjalani musim kedua dan Rio musim keempat di GP2. Mereka sudah memahami cara kerja ban saat balapan. Kalau kita perhatikan, Rio jarang sekali berada di pole, tetapi saat balapan dia bisa ke depan," ucapnya lagi.