Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kasus perjudian yang melibatkan dua pebulu tangkis Jepang, Kenichi Tago dan Kento Momota, terus merebak. Hasil investigasi dirilis pada Jumat (8/4/2016). Menurut Asahi Shimbun, Tago mendatangi kasino ilegal paling tidak sudah 60 kali.
Laporan lain dari Nippon Telegraph and Telephone East (NTT East), sponsor tim kedua pemain tersebut, Tago mendatangi kasino di daerah Sumida Ward, Tokyo, sekitar 10 kali per bulan antara Oktober 2014 hingga Maret 2015.
"Saya sangat menyesal atas apa yang saya lakukan. Saya mengkhianati mereka yang sudah mendukung saya. Sepenuhnya ini tanggung jawab saya. Saya minta maaf," kata Tago dalam konferensi pes di Tokyo, Jumat (8/4/2016).
Tago juga yang memperkenalkan dunia judi ini kepada Momota. Pebulu tangkis 21 tahun tersebut mengunjungi kasino yang sama dengan Tago sebanyak enam kali pada Januari tahun lalu.
Tago melanjutkan kebiasaannya berjudi tersebut dengan mengunjungi kasino di Yokohama selama beberapa kali pada Januari tahun ini.
Dia dikabarkan menghabiskan sekitar 20.000 yen (atau Rp 2,5 juta) hingga 100.000 yen (sekitar Rp 12 juta) per satu kunjungan.
Sports Nippon mengabarkan bahwa Momota mengaku menghabiskan 500.000 yen (sekitar Rp 60,7 juta) selama mengunjungi kasino.
Sementara itu, tago dikabarkan kehilangan sekitar 10 juta yen (atau Rp 1,2 miliar). Estimasi ini disampaikan Masayuki Okumoto, perwakilan dari tim badminton NTT East.
Berita skandal perjudian gelap ini muncul pada Kamis (7/4/2016) ketika NTT East mengumumkan bahwa Momota dan Tago telah terlibat perjudian ilegal. Selain kedua pemain tersebut, ada enam pebulu tangkis muda lainnya yang terlibat.
Momota sudah mengamankan satu tiket ke Olimpiade Rio 2016, Agustus mendatang. Namun, dengan munculnya kasus ini, pintu menuju Rio sepertinya tertutup.
Pada Kamis (7/4/2016), Direktur Eksekutif Asosiasi Badminton Jepang (NBA) Kinji Zeniya mengatakan bahwa jika tuntutan tersebut terbukti, Momoto tidak akan diberangkatkan ke Rio.