Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Puasa Liga Champions Makin Panjang bagi Inter Milan

By Sabtu, 9 April 2016 | 15:05 WIB
Jajaran pemain Inter Milan saat laga Serie A melawan Torino di Stadion Giuseppe Meazza tanggal 3 April 2016 di Milan, Italia. (VALERIO PENNICINO/GETTY IMAGES)

Kekalahan 1-2 yang didapat dari Torino di Giuseppe Meazza pada Ahad (3/4/2016) mengecilkan peluang Inter Milan finis di peringkat tiga. Klub beralias I Nerazzurri itu pun sepertinya harus memperpanjang puasa tampil di Liga Champions paling tidak hingga akhir musim 2016-2017.

Penulis : Anggun Pratama

Jarak Inter di peringkat lima dengan Roma di posisi tiga sudah delapan poin.

Walau secara matematis dalam tujuh laga tersisa masih bisa mengejar perolehan poin AS Roma, rasanya sudah tak masuk akal bila Sang Biru-Hitam masih menargetkan finis di posisi idaman tersebut.

"Saat ini peringkat tiga masih menjadi target dan kami masih yakin, meski kondisinya makin rumit. Di awal musim ini tim tampak solid, kemudian kami mulai membuat kesalahan," kata Wakil Presiden Inter, Javier Zanetti, dalam acara televisi Tiki Taka.

"Sejak awal kami selalu realistis. Kami senang dengan menjadi tim peringkat satu. Tetapi, target utama kami adalah menjadikan Inter kembali sebagai protagonis di Serie A," ujarnya lagi.

Terakhir kali Inter mentas di Liga Champions jatuh pada musim 2011-2012. Saat itu, Inter tampil tanpa putus sejak 2002, dengan mencapai semifinal pada 2003 dan menjadi juara pada 2010.

Di 2011-2012, Inter hanya mencapai babak 16 besar. Langkah tim yang masih diasuh Andrea Stramaccioni tersebut dihentikan oleh Marseille.

Inter kalah agresif saat tandang dengan agregat di pertemuan itu adalah 2-2. Pada laga di Meazza, 13 Maret 2012, Inter menang 2-1, yang juga menjadi laga terakhir mereka di LC.

[video]https://video.kompas.com/e/4829608234001_ackom_pballball[/video]

Tanpa Liga Champions, beban finansial Inter bakal terasa sangat berat. Kerugian yang diderita Inter bisa bertambah besar.

Bukan tak mungkin Inter malah mendapat sanksi UEFA karena melanggar aturan Financial Fair Play.

Salah satu cara tercepat buat meringankan beban keuangan adalah dengan menjual sederet pemain terbaiknya, terutama yang selama ini sudah banyak peminat.


Penyerang Inter Milan, Mauro Icardi, merayakan golnya ke gawang Lazio dalam partai Serie A, Desember 2015.(GIUSEPPE CACACE/AFP)

Dengan melego Mauro Icardi, Marcelo Brozovic, Jeison Murillo, Samir Handanovic, dan Joao Miranda, Inter bisa mendapat suntikan dana segar sekitar 96 juta euro atau sekitar 1,4 triliun rupiah.

Angka itu didapat dari harga pasar yang tercantum di situs Transfermarkt. Inter bisa saja mendapat lebih tergantung kecermatan Direktur Olah Raga Piero Ausilio.

Di sisi lain, kualitas skuat Inter bakal menurun jauh. I Nerazzurri seperti kembali di titik awal sebuah siklus buat membangun skuat juara.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P