Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ketika menjalani el clasico vs Real Madrid, Luis Enrique cuma melakukan satu kali pergantian pemain: Arda Turan masuk pada menit ke-74 untuk menggantikan Ivan Rakitic.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Satu pergantian barangkali bikin situasi fatal, karena amat memper-tontonkan kondisi fisik pemain yang mulai menurun di seperempat jam terakhir.
Alhasil, Madrid dua kali mencuri gol pada periode itu, meski salah satunya, milik Gareth Bale, dianulir wasit.
Pergantian pemain adalah salah satu sumber perdebatan lain di sudut Camp Nou.
Dari 51 partai yang sudah dijalani Barca sampai el clasico, Enrique hanya melakukan 114 kali pergantian pemain dari potensi maksimal 153 kali pergantian (tiga pergantian per gim).
Bahkan, ada dua kasus ekstrem di mana Enrique sama sekali tidak melakukan pergantian, saat bersua Valencia (1-1) dan Arsenal di duel Liga Champion yang mentas di Emirates (Barca menang 2-0).
Rincian lengkapnya, Enrique telah dua kali tidak mengganti pemainnya, tujuh kali melakukan satu pergantian pemain, 19 kali melakukan dua pergantian, dan 23 kali menukar tiga pemain dalam satu bentrokan.
Ada sejumlah faktor yang bikin Enrique agak menahan diri untuk sering mengganti pemain.
Salah satu yang utama, karena sang bos memang tak punya opsi pengganti mumpuni terutama untuk barisan depan.
Alhasil, trio MSN memang seolah tak tersentuh penggantian. Barisan tengah, sebagai mesin penggerak tim, yang justru paling sering kena pergantian pemain.
Empat pemain teratas Blaugrana yang paling sering diganti memang para gelandang: Ivan Rakitic (16 kali), Sergi Roberto (12), Sergio Busquets (10), dan Andres Iniesta (9).
Mungkin memang selama ini tak terlalu ada pengaruh signifikan di skuat mengingat Barca masih bisa tampil luar biasa.
Tapi, menjelang musim berakhir, dengan el clasico sebagai patokannya di mana trio MSN gagal bikin gol, jangan-jangan sudah ada efek kelelahan yang dirasakan para pemain akibat sang pelatih kurang memanfaatkan fasilitas pergantian pemain.