Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bila dibandingkan dengan Cristian Gonzales sebagai juru gedor utama Arema, Sunarto bukanlah pemain yang ditakuti lawan. Namun, kehadirannya di lini depan Tim Singo Edan sebenarnya sangat vital.
Penulis: Kukuh Wahyudi/Ovan Setiawan
Pemain kelahiran Malang pada 25 tahun lalu itu kerap menjadi solusi dari kebuntuan Arema, termasuk di musim-musim LSI sebelumnya.
Sepak terjangnya di Piala Bhayangkara bisa menjadi contoh terbaru.
Pemain yang merupakan bagian skuat Arema saat menjuarai LSI 2010 itu mencetak dua dari sembilan gol Kera-kera Ngalam. Torehan gol tersebut sama dengan Gonzales.
Saat bersua Persija di babak penyisihan grup, Sunarto menjadi pahlawan dengan mencetak gol tunggal.
Di laga final, pemain jebolan akademi Arema itu lagi-lagi menunjukkan tajinya. Ia menambah keunggulan Singo Edan menjadi 2-0 (85’) atas Persib meski baru masuk lima menit sebelumnya.
Tak hanya itu, dalam catatan statistik yang dihimpun Labbola, Sunarto tampil efektif sepanjang 139 menit penampilannya di empat pertandingan.
Ia berhasil melancarkan tembakan ke gawang sebanyak dua kali alias sama dengan koleksi pemain yang mendapat menit tampil lebih banyak seperti Srdan Lopicic, Esteban Viscarra, dan Raphael Maitimo.
Performa apik Sunarto ini tentu berimbas pada peta persaingan lini depan Arema, yang diisi oleh Gonzales, Dendi Santoso, Arif Suyono, dan Antony Putro Nugroho serta Viscarra dan Lopicic.