Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Motor 'Misterius' yang Antar Marquez Juara di Argentina

By Jalu Wisnu Wirajati - Kamis, 7 April 2016 | 06:05 WIB
Pebalap Repsol Honda asal Spanyol, Marc Marquez, berpose dengan motornya setelah finis di urutan pertama pada balapan GP Argentina di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Minggu (3/4/2016). (MOTOGP.COM)

Marc Marquez (Repsol Honda) dan Valentino Rossi (Movistar Yamaha) sempat bersaing ketat pada balapan GP Argentina di Autodromo Termas de Rio Hondo, Minggu (3/4/2016).

Marquez akhirnya keluar sebagai pemenang balapan yang menerapkan flag-to-flag tersebut. Dia finis enam detik lebih cepat dari Rossi.

Setelah menyelesaikan lap ke-10, kedua pebalap masuk ke pit untuk berganti motor. Saat kembali ke lintasan, Marquez mulai meninggalkan Rossi. Pada putaran pertama dengan motor kedua, Marquez sudah lebih cepat 2,8 detik.

Marquez seperti melayang. Dari 10 lap yang dia lahap dengan motor kedua, enam di antaranya diselesaikan di bawah 1 menit 41 detik.

Pertanyaan pun segera muncul, bagaimana Marquez begitu cepat dengan motor kedua. Strategi yang diterapkan Repsol Honda ternyata berdasar pada feeling pebalap 23 tahun tersebut.

"Marc merasa jauh lebih nyaman dengan motor pertama, sepanjang akhir pekan," kata Santi Hernandez, kepala kru Marquez, dalam wawancara dengan Movistar TV yang diberitakan Motorsport.com.

"Karena itulah kami memutuskan dia akan memulai balapan dengan motor kedua. Jadi, pada bagian balapan yang secara teori lebih penting, dia akan memakai motor dengan feeling terbaik," ujar Hernandez menjelaskan.

Strategi menyimpan yang terbaik pada bagian akhir balapan ini berbuah manis. Marquez meraih kemenangan keduanya di Argentina setelah 2014. Tahun lalu, dia gagal finis akibat terjatuh setelah bersenggolan dengan Rossi ketika balapan tersisa dua putaran.

Ketika diminta menggambarkan bagaimana perbedaan feeling Marquez terhadap motor pertama dan kedua, baik pebalap maupun teknisi Repsol Honda tidak bisa memberikan penjelasan.

"Kami harus menganalisis semua data dan mencoba mencari alasannya. Perbedaannya adalah feeling ketika dia melakukan serangan (saat menyalip) dan menikung," ujar Hernandez.