Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Akademi sepak bola klub juara Ligue 1, Paris-Saint Germain, memberi pelatihan sepak bola untuk anak-anak usia 9-11 tahun di Simprug Stadium, Jakarta, Minggu (3/4/2016). Para peserta belia dari berbagai komunitas tersebut mendapat pelatihan yang sama dengan metode latihan di pusat Akademi Paris Saint-Germain.
Acara tersebut merupakan kerja sama PSG dan Indosat Ooredoo.
Peserta pelatihan ini adalah anak-anak yang mendaftar online, serta rekomendasi dari beberapa sekolah sepak bola di Jakarta.
Para peserta mendapat arahan langsung dari Direktur Teknik Akademi PSG, Cedric Cattenoy, dan salah satu pengajar akademi, Benjamin Hourin.
Menurut Cattenoy ketika ditemui selepas sesi latihan, dirinya ingin membagi program teknik yang diterapkan di Akademi PSG, sesuai filosofi bermain klub tersebut yang mengutamakan penguasaan bola.
"Saya mengajari mereka gestur dasar seperti kontrol, passing, dan cara menembak. Filosofi dasar PSG adalah penguasaan bola. Agar bisa menguasai kemampuan tersebut, seorang pemain harus punya gestur dasar yang baik," kata Cattenoy.
Dia mengatakan, metode latihan tersebut mengikuti sistem bermain tim senior PSG, dan diimplementasikan di Akademi Pemain di berbagai tingkatan umur.
Memang, untuk menguasai latihan tersebut tidak bisa hanya lewat satu kali latihan.
"Setidaknya seorang pemain harus berlatih minimal tiga kali seminggu," tuturnya.
Cattenoy pun cukup terkesan dengan permainan para peserta pelatihan. Menurutnya, para pemain belia tersebut menunjukkan semangat, meski harus bermain di cuaca yang cukup panas.
"Mereka bermain sangat disiplin, dan mau mendengar arahan pelatih untuk meningkatkan permainan mereka. Sikap seperti itu penting untuk seorang pemain sepak bola," ujar Cattenoy.
Ditemui terpisah, Benny Hutagalung, Kepala Divisi Consumer Engagement Indosat Ooredoo mengatakan, coaching clinic ini merupakan percobaan untuk melihat antusiasme publik.
Selain di Jakarta, coaching clinic serupa akan diadakan di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (6/4/2016).
"Dengan melihat animo para peserta yang positif, kami tidak menutup kemungkinan kalau pelatihan seperti ini diadakan lebih rutin," kata Benny.