Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Liverpool FC ibarat sedang bercermin ketika menjamu Tottenham Hotspur di Anfield, Sabtu (2/4/2016).
Penulis: Sem Bagaskara
Baik Liverpool (dilatih Juergen Klopp) maupun Tottenham (Mauricio Pochettino) ditukangi oleh manajer yang gemar menerapkan strategi pressing intens.
Kedua tim juga punya mangsa favorit, yakni Manchester City. Liverpool dan Tottenham selalu menang dalam sepasang perjumpaan dengan City.
Bahkan, mereka pernah menaklukkan City dengan skor identik. Liverpool menghajar klub rival sekota Manchester United itu di Etihad pada November silam dengan skor 4-1.
Hasil serupa diraup Spurs tatkala mereka menjamu City di White Hart Lane pada September 2015.
Serangan balik cepat dan penampilan impresif personel lini tengah adalah senjata Liverpool dan Spurs untuk membunuh City ketika itu.
Liverpool bertumpukan kepada kreativitas Philippe Coutinho serta determinasi tinggi Adam Lallana.
Nama terakhir kian penting dalam kepingan strategi Liverpool racikan Juergen Klopp.
Lallana baru saja dinobatkan sebagai pemain terbaik Premier League 2015-2016 bulan Maret pilihan fans. Sepanjang Maret, Lallana mengemas dua gol plus satu assist dalam tiga pertandingan.
Di lain sisi, arsitek Tottenham, Pochettino, punya Christian Eriksen dan Erik Lamela. Ketika Spurs membungkam City 4-1 September silam, Lamela mencuat sebagai bintang dengan torehan satu gol dan sebiji assist.
Eriksen lantas menjadi pahlawan kemenangan Spurs ketika membungkam City 2-1 di Etihad pada 14 Februari 2016.
[video]https://video.kompas.com/e/4809604645001_ackom_pballball[/video]