Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Keunggulan 10 Poin Tak Jamin Kemenangan Barcelona atas Real Madrid

By Sabtu, 2 April 2016 | 16:10 WIB
Jajaran pemain Barcelona saat pertandingan Liga Champions melawan Arsenal di Camp Nou pada 16 Maret 2016 di Barcelona, Spanyol. (RICHARD HEATHCOTE/GETTY IMAGES)

Unggul poin hingga dua digit rasanya cukup untuk menggambarkan sebuah dominasi mutlak. Ketika surplus tersebut melibatkan dua rival abadi, sangat bisa dimaklumi apabila kubu tim yang unggul berani memandang sebelah mata kubu tim yang tertinggal.

Penulis: Sapto Haryo Rajasa

Setelah melewati 30 jornada di La Liga 2015-2016, FC Barcelona telah menciptakan jarak 10 angka atas Real Madrid.

Jurang lebih besar di antara dua penguasa Negeri Matador ini memang pernah terjadi sebelumnya.

Barca sempat merasakan jarak hingga 16 poin di medio musim 2012-2013, sebelum menutup musim dengan selisih 15 angka dari Madrid.

Pada 2005-2006 pun Barca sempat menjauh hingga 10 poin, sebelum menjuarai La Liga dengan keunggulan 11 angka atas sang musuh bebuyutan.

Sebaliknya, Madrid juga pernah mengantongi superioritas semodel ini. Bahkan dengan keunggulan hingga 19 poin.

Ini terjadi pada musim 2002-2003, yang akhirnya dijuarai Los Blancos dengan jarak 22 poin atas Barca, yang kala itu duduk di peringkat keenam.

"Real Madrid akan memberi kejutan untuk Barcelona."

Javier Tebas, Presiden La Liga

Terakhir kali Madrid merasakannya pada 2011-2012, tatkala jarak 10 poin di medio musim berakhir dengan surplus 9 angka pada saat keduanya melintasi garis finis kompetisi.

Keunggulan poin mutlak lazimnya selaras dengan dominasi mutlak pada saat kedua tim bentrok di atas lapangan.

Namun, faktanya justru terbalik. Madrid mencatat satu menang dan satu seri di laga el clasico pada saat mengantongi jarak poin lebar tersebut.

Barcelona malah lebih parah. Dari tiga situasi di mana mereka memiliki superioritas poin hingga dua digit atas Madrid, Blaugrana justru tak pernah bisa memenangi el clasico. Rekor mereka adalah satu seri dan dua kali kalah.

“Real Madrid akan memberi kejutan. Persis seperti ketika saya mengatakan bahwa Barcelona akan memenangi el clasico di Santiago Bernabeu (pertemuan pertama),” begitu kata Javier Tebas, Presiden LFP, saat muncul di akun periscope Josep Pederol, salah satu jurnalis televisi Spanyol.


Penyerang sayap Real Madrid, Gareth Bale (tengah), menggiring bola sambil dikelilingi pemain Barcelona dalam duel el clasico di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, 21 November 2015.()