Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Beberapa hari menjelang pementasan el clasico antara FC Barcelona kontra Real Madrid di Camp Nou, Sabtu (2/4/2016), media Spanyol ramai memberitakan komposisi starting XI yang akan diterjunkan pelatih El Real, Zinedine Zidane. Secara mengejutkan, tak ada nama Isco maupun James Rodriguez di dalamnya.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Disebut mengejutkan karena Isco maupun James merupakan perlambang dari skema ofensif yang selama ini dipraktikkan Real Madrid.
Sebagai pemain bertipe free role, keduanya biasa bergerak bebas ke segala penjuru lapangan sehingga menciptakan lebih banyak peluang bagi trisula Gareth Bale, Karim Benzema, dan Cristiano Ronaldo (BBC).
Yang menjadi permasalahan, baik Isco maupun James tengah mengalami dekadensi kualitas yang cukup parah.
Satu-satunya elemen yang mengalami grafik stabil cuma di sektor persentase operan sukses yang sama-sama berada di kisaran 87-88 persen.
Selebihnya, praktis menurun drastis. Baik dari sisi jumlah operan yang dilepaskan, operan kunci, assist, penciptaan peluang, gol, total maupun akurasi tembakan, melewati lawan, hingga jumlah pelanggaran terhadap mereka.
Penurunannya hampir setengah dari statistik di musim lalu.
Karena itu, wajar apabila alih-alih menyertakan salah satu dari mereka, Zidane justru mendorong masuk Casemiro.
Apa yang diberikan Casemiro di sektor ofensif memang tak seberapa. Namun, kontribusinya begitu yahud di bidang pertahanan.
Dengannya, Madrid bisa menjaga keseimbangan secara lebih solid. Di hadapan Barca, kehadiran Casemiro jelas dibutuhkan.
Bahkan sebetulnya Rafa Benitez sudah sering menurunkannya di laga-laga awal musim, tapi justru bukan di el clasico pertama.
Hal itu karena dirinya mengikuti suara media dan fans Real Madrid untuk tampil lebih menyerang.
4 - Gol Barcelona yang bersarang ke gawang Real Madrid pada pertemuan pertama musim ini. Gol dicetak oleh Luis Suarez (2), Neymar, dan Andres Iniesta.
Dengan mengopi cetak biru Rafa di awal musim, niat Zidane untuk membentuk skuat yang seimbang bisa terwujud.
Setidaknya, lini tengah Barca yang dipimpin Andres Iniesta serta trio MSN (Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar) di lini penggedor tak bisa leluasa bergerak layaknya saat menang telak 4-0 di Santiago Bernabeu.
Layaknya duel bertajuk el clasico yang sudah-sudah, sajian kualitas level tertinggi, yang dibumbui aksi saling tebas, diyakini bakal kembali mewarnai bentrokan edisi 232 kali ini.
“Saya pikir dengan adanya rivalitas sengit di antara kami, maka Barca dan Madrid bisa menjadi tim sebesar ini,” ucap Gerard Pique, bek Barca, seperti dikutip Football Espana.
Di saat muncul perimbangan kekuatan yang nyaris sama, hal yang bisa membedakan adalah sosok-sosok kreatif.
Barca bersandar pada Iniesta dan Messi untuk menghadirkan unsur seni dalam pola serangan tuan rumah.
Sebaliknya, Madrid punya Toni Kroos dan Luka Modric guna memecah kebuntuan tim tamu.