Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
2. Pembunuh! Pembunuh!; 21 Maret 2004 (Lazio vs Roma 0-0)
Di Italia, posisi ultras atau suporter garis keras begitu tinggi, sampai-sampai bisa melampaui kewenangan otoritas klub, bahkan pengelola kompetisi.
Derbi Roma di Serie A pada 21 Maret 2004 harus dihentikan ketika laga memasuki menit keempat babak II akibat intervensi ultras.
Tindakan itu diawali rumor terbunuhnya seorang pendukung remaja akibat ditabrak mobil polisi di luar stadion.
Penonton di tribun bagian atas mengaku melihat sang korban ditutupi kain putih. Kabar itu merebak cepat di berbagai penjuru stadion.
Suporter di Olimpico gelisah. Ultras secara kompak meneriaki polisi di dalam stadion dengan ucapan "assassini, assassini!" alias "pembunuh!"
Kericuhan terjadi hingga ultras Roma menaiki pagar, menembus barikade keamanan, dan memasuki lapangan guna menemui Totti.
Kepada sang kapten, mereka menjelaskan situasi. Wasit Roberto Rosetti pun berdiskusi dengan Presiden Lega Serie A kala itu, Adriano Galliani, via telepon dan memutuskan laga dihentikan.
Di luar stadion terjadi kerusuhan antara fans dengan polisi yang berujung 13 orang ditangkap dan ratusan lain luka-luka.
Ternyata, rumor itu tidak benar. Sang korban ditutupi kain putih demi menghindari gas air mata lebih banyak akibat bentrokan di luar.
Polisi melindunginya sampai tiba ambulans. Dia selamat, bahkan menonton peristiwa di Olimpico dari rumah sakit!
Intervensi ultras telanjur membuktikan betapa besar kekuasaan mereka.
"Jika kita tetap bermain, mereka akan membunuh kita," kata Totti menjelaskan kepada pelatih Fabio Capello.