Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Rio Haryanto Kembali 'Bertarung' dengan Stoffel Vandoorne pada GP Bahrain

By Pipit Puspita Rini - Kamis, 31 Maret 2016 | 21:26 WIB
Pebalap Campos Racing asal Indonesia, Rio Haryanto (tengah), berdiri di atas podium setelah memenangi sprint race GP2 Austria di Sirkuit Red Bull, Spielberg, Minggu (21/6/2015). Stoffel Vandoorne (kiri) finis kedua dan Nobuharu Matsushita finis ketiga. (GP2 SERIES)

Tahun lalu di Sirkuit Internasional Bahrain, dua pebalap muda bersaing ketat pada seri perdana GP2 Series 2015. Mereka adalah Rio Haryanto (Indonesia) dan Stoffel Vandoorne (Belgia).

Tahun ini, kedua pebalap muda tersebut kembali hadir di Sakhir. Mereka akan berada di grid secara bersamaan, tetapi kali ini di kelas balapan yang lebih tinggi yaitu Formula 1.

Rio merupakan pebalap tim Manor Racing. GP Bahrain merupakan seri kedua pebalap 23 tahun tersebut di Formula 1 setelah dua pekan lalu turun pada GP Australia di Sirkuit Melbourne Grand Prix, Albert Park.

Vandoorne akan menjalani debutnya di F1. Dia akan turun menggantikan pebalap McLaren-Honda, Fernando Alonso, yang harus absen karena alasan medis.

Alonso mengalami kecelakaan parah saat turun pada balapan GP Australia. Alonso bisa keluar dari mobil dan berjalan setelah kecelakaan mengerikan tersebut.

Namun, pada tes medis di Sirkuit Internasional Bahrain jelang GP Bahrain, Alonso gagal menjalani tes medis. Pebalap Spanyol itu pun harus mundur dari balapan.

Vandoorne yang adalah pebalap pengganti di McLaren akan mengisi posisi yang ditinggalkan Alonso. Dia akan menjalani latihan pertama GP Bahrain pada Jumat (1/4/2016) siang waktu setempat.

Pada GP2 Series 2015 di Bahrain, Vandoorne dan Rio sama-sama meraih kemenangan. Vandoorne finis pertama pada balapan pertama (feature race), sementara Rio finis di urutan kedua.

Besoknya, pada balapan kedua (sprint race), Rio berhasil finis di urutan pertama dan meraih kemenangan perdananya di GP2 Series. Vandoorne mendampingi Rio di atas podium setelah finis di urutan kedua.

Pada akhir musim, Vandoorne keluar sebagai juara dunia. Dari 11 seri (22 balapan), Vandoorne memenangi tujuh balapan dan 15 kali naik podium.