Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebalap Spanyol, Pol Espargaro, bergabung dengan Yamaha Tech3 pada 2014 setelah menjadi juara Moto2 2013. Setelah tiga musim (termasuk 2016) membela tim satelit, jalan untuk naik ke tim pabrikan tidak lantas menjadi mulus.
"Kami ingin menjadikan tim ini (Tech3) sebagai 'tim junior' dan konsepnya adalah Anda mengembangkan pebalap, meningkatkan bakat mereka, dan ketika sudah siap mereka bisa mengisi tempat di tim pabrikan. Itu adalah ide dasarnya," kata Lin Jarvis, bos Yamaha.
Namun, kenyataan tak selalu berjalan sesuai dengan rencana. Menggeser Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo dari tim utama Yamaha jelas bukan sesuatu yang mudah, seberapa pun besar bakat sang pebalap muda.
Rossi sudah menandatangani kontrak baru dengan Yamaha hingga akhir 2018. Lorenzo masih belum pasti. Yamaha sudah mengajukan kontrak baru kepadanya dengan durasi sama seperti Rossi.
Namun, Lorenzo belum membuat keputusan. Pebalap 28 tahun tersebut juga dikabarkan menjadi incaran Ducati.
Jika Lorenzo akhirnya memutuskan pergi, apakah Espargaro akan mendapatkan kesempatan naik ke tim utama Yamaha? Belum tentu.
Dalam beberapa kesempatan, Jarvis menyebut nama pebalap Suzuki yang tengah bersinar, Maverick Vinales (Spanyol). Namun, Suzuki sepertinya siap bersaing untuk mempertahankan pebalap 21 tahun tersebut.
"Jika Jorge pergi, orang yang kami pilih sebagai penggantinya tidak akan bisa langsung menyamai performanya. Tidak diragukan lagi," kata Jarvis.
"Seperti semua tim, kami butuh plan B dan plan C. Kami punya beberapa pilihan pebalap (jika Lorenzo pergi). Para pebalap ini sudah jelas karena semua pasti mencari pebalap muda yang paling berbakat, tetapi saya belum bisa menyebutkan nama," ujar Jarvis.
Besar kemungkinan Espargaro akan tetap bertahan bersama Tech3 pada musim depan. Rekan satu timnya, Bradley Smith, memilih bergabung dengan KTM yang akan jadi debutan pada MotoGP 2017.