Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Latihan Privat Leonardo Bonucci dalam Kendalikan Emosi

By Minggu, 27 Maret 2016 | 21:44 WIB
Selebrasi Leonardo Bonucci setelah mencetak gol pinalti saat pertandingan TIM Cup antara FC Internazionale Milan dan Juventus FC di Stadio Giuseppe Meazza 2 Maret 2016, Milan,Italia. (MARCO LUZZANI/GETTY IMAGES)

Aksi Leonardo Bonucci menjadi polemik. Jika dulu sang bek Juventus ini tidak menjalani latihan privat tentang pengendalian diri, cerita derbi bisa berbeda.

Penulis : Riemantono Harsojo

Sehari setelah Juventus mengalahkan Torino 4-1 pada Minggu lalu, media-media Italia menayangkan foto yang seakan terlihat Bonucci menanduk kepala wasit Nicola Rizzoli.

Episode itu terjadi kala sang bek tengah memprotes keputusan wasit terbaik Italia itu memberikan penalti buat Torino di menit ke-47.

Rizzoli memberi kartu kuning kepada Bonucci untuk protes tersebut.

Beberapa tak puas terhadap keputusan itu. Mereka menilai wasit final Piala Dunia 2014 itu membuat kesalahan fatal karena tak memberi kartu merah, serta juga menganulir gol Maxi Lopez karena dinilai off-side. 

Padahal, tayang ulang menunjukkan itu gol yang sah sehingga skor sementara semestinya menjadi imbang 2-2.

Yang menuntut hukuman espulso mengaitkan keputusan Rizzoli dengan keuntungan-keuntungan yang mereka tuduhkan diperoleh Juve pada masa lalu.


Foto dari siaran laga Torino vs Juventus yang menunjukkan bek Juve, Leonardo Bonucci, menempelkan kepalanya ke wasit Nicola Rizzoli, Minggu (20/3/2016).(GAZZETTA)

"Masalahnya adalah wasit memiliki sikap tertentu untuk beberapa pemain. Jika pemain Torino melakukan apa yang diperbuat Bonucci, dia akan mengambil kartu merah," ujar mantan gelandang Torino, Riccardo Maspero, dalam acara Monday Night di kanal televisi Sportitalia.

Faktanya, seperti ditulis La Gazzetta dello Sport edisi 22 Maret, kening Bonucci tidak menempel di kepala Rizzoli.

Media yang bermarkas di Kota Milano itu menyebut asosiasi wasit Italia tak mempersoalkan keputusan Rizzoli.

Tuttosport menulis pengakuan Rizzoli yang disampaikan kepada Paolo De Paola, direktur media yang bermarkas di Kota Torino itu.

"Bonucci hanya protes, tidak menanduk kepala saya, tidak ada intimidasi," demikian yang ditulis Tuttosport mengenai ucapan sang wasit kepada De Paola.

Beberapa Sentimeter

Hingga jeda untuk laga-laga internasional ini, Bonucci belum memberikan penjelasan kenapa kepalanya mendekati kepala Rizzoli.

Dalam situasi derby della Mole yang panas, jarak yang hanya beberapa sentimeter itu bisa saja menjadi sebuah benturan jika Bonucci tak bisa menahan diri.

Mengenai pengendalian diri, Bonucci sudah cukup terlatih.

Ia memiliki pelatih motivasi, Alberto Ferrarini, pada 2007 hingga 2015.

Pada September 2014, Ferrarini mengungkap melalui Facebook tentang latihan-latihan yang dia berikan kepada bek berukuran tinggi 190 cm itu.

Ferrarini sering membawa Bonucci ke ruang bawah tanah yang gelap.

Di sana dia menyerang sang bek dengan segala cara, termasuk menghinanya.

Setiap Bonucci memandangnya, dia akan memberikan pukulan ke perut bek timnas Italia itu. Target latihan ini adalah membuat Bonucci selalu fokus dan mengabaikan hal lain.

Bonucci memang berulang kali menyatakan keinginan untuk menjadi bek Juventus yang mampu mengendalikan diri. Namun, protes keras kepada Rizzoli di derbi lalu bisa dimaklumi.

Seperti yang ditegaskan media-media Italia, penalti yang terjadi setelah tekel meluncur Alex Sandro kepada pemain Il Toro dapat diperdebatkan.

[video]https://video.kompas.com/e/4809390038001_ackom_pballball[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P