Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kepergian Iker Casillas pada pengujung musim kemarin seharusnya melapangkan jalan Keylor Navas menjadi kiper utama Real Madrid musim 2015-16. Namun, petinggi klub justru sibuk memikirkan upaya mendatangkan David de Gea dari Manchester United.
Penulis : Sapto Haryo Rajasa
Keylor Navas bahkan tak akan kembali menjalani musim sebagai ban serep buat De Gea, layaknya saat menjadi cadangan abadi bagi Casillas. Ketika itu, Real Madrid telah menjadikan kapten Kosta Rika ini sebagai bagian dari transaksi pembelian De Gea.
Dasar memang belum jodoh, transaksi De Gea, yang tentunya melibatkan barter Navas, gagal terealisasi akibat keterlambatan di bagian administrasi.
“Jika Tuhan menginginkan saya pergi dari Madrid, hal itu berarti untuk yang terbaik. Namun, Dia ternyata tidak mau saya pindah,” kata Navas mengenang isu tak sedap di pengujung tenggat transfer musim panas lalu.
Ban kapten timnas yang melingkar di lengan Navas bukan tanpa alasan. Butuh kepercayaan diri tinggi serta semangat tanpa batas untuk menjalani musim dalam balutan status kiper yang semula tak diinginkan.
“Saya selalu mencoba untuk menjadi lebih baik setiap hari. Di saat kita merasa mengetahui segalanya, di saat itu pula kita justru keliru. Saya pribadi merasa membaik di beberapa aspek, berlatih dengan lebih baik, dan mulai bermain dengan lebih baik pula,” kata Navas saat diwawancarai Sport.
Tanpa harus menyebut secara rinci, publik sudah mengetahui secara jelas bahwa aspek yang terlihat paling menonjol adalah penyelamatan penalti.
Sebabnya, akhir pekan kemarin, Navas baru saja menepis satu lagi penalti yang dieksekusi Kevin Gameiro, pada saat Madrid menang 4-0 atas Sevilla.
Penyelamatan tersebut menjadi yang ketiga bagi Navas di La Liga musim 2015-16. Artinya, Navas berhasil menepis 75 persen dari empat penalti yang dihadapi Los Merengues.
Sukses pertama dilakoni saat menepis tendangan Ruben Castro (Real Betis), dan Antoine Griezmann (Atletico Madrid).
Persentase Tinggi
Satu-satunya kegagalan muncul tatkala sepakan Dani Parejo (Valencia) menembus jala Madrid. Meski begitu, tiga penyelamatan dalam semusim sudah cukup bagi Navas untuk menyamai catatan terbaik Iker Casillas yang diukir pada musim 2008-09.
Urusan tepis-menepis penalti memang sudah menjadi semacam trade mark bagi Navas.
Maklum, persentase keberhasilannya menepis penalti di Primera Division La Liga, sejak membela Levante, berada di atas angka 50 persen.
Ya, dari 15 percobaan yang menghampiri, hanya tujuh yang berhasil menggetarkan jala Navas.
“Saya harus banyak berterima kasih pada Luis Llopis (pelatih kiper Madrid). Dia selalu memberikan saya nasihat, masukan, dan meminta saya sering melihat rekaman pertandingan,” ucap Navas mencoba untuk tetap merendah.
Navas memang bukan tipe pribadi yang gemar mendongakkan kepala. Padahal, dirinya mungkin tahu bahwa Madridistas kini berada di belakangnya.
Sokongan fans Si Putih kepadanya bahkan disebut melebihi ketertarikan kepada De Gea.
Setidaknya, hal ini terlihat dari jajak pendapat yang condong memilih Navas sebagai kiper utama Real Madrid alih-alih harus membeli David De Gea.