Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pemain ganda campuran Indonesia, Debby Susanto, mengaku bahwa pencapaiannya sebagai juara All England 2016 bersama Praveen Jordan belum apa-apa jika dibandingkan seniornya, Liliyana Natsir.
"Saya tidak puas dengan prestasi yang saya capai. Ini baru awalan, saya masih jauh jika disamakan dengan Ci Butet (panggilan akrab Liliyana Natsir)," kata Debby seusai menerima apresiasi dari Djarum Foundation di Plasa Senayan, Jakarta, selasa (22/3/2016).
Liliyana merupakan juara All England 2012, 2013, dan 2014 bersama Tontowi Ahmad.
Kemenangan yang diraihnya juga tidak membuat Debby lengah. Dia bahkan membidik medali pada Olimpiade Rio yang akan digelar 5-21 Agustus.
"Saya tipe orang yang cuek, jika mendengar omongan negatif dari orang lain. Jika mendapat kritik dari luar, saya selalu berdiskusi dengan pelatih dan Praveen. Untuk Olimpiade kami pasti siap dan akan memberikan yang terbaik," ucap Debby.
Praveen pun juga bertekad untuk kembali menambah koleksi gelar bersama Debby.
"Cara berpikirnya jangan pernah puas dengan apa yang sudah diraih. Apa yang kami miliki akan dimaksimalkan. Saya tidak mau berpikir bahwa kami hanya menjadi pelapis Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir," ucap Praveen.
"Omongan negatif saya anggap angin lalu saja. Jika memang kami sudah diberi kepercayaan kenapa kami tidak siap?"ujar Praveen.
Pelatih ganda campuran nasional Richard Mainaky, menuturkan bahwa dia selalu memberi porsi latihan cukup ketat sebelum Praveen/Debby tampil pada sebuah turnamen.
"Bagi saya latihan itu sepanjang masa. Tiada hari tanpa latihan," ujar Richard.