Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Debby Susanto: Saya Masih Jauh dari Liliyana Natsir

By Delia Mustikasari - Selasa, 22 Maret 2016 | 18:15 WIB
Pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto berpose dengan pelatih mereka, Richard Mainaky, dalam acara pemberian penghargaan dari Djarum Foundation di Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (22/3/2016). (DIAN LESTARI/JUARA.NET)

Pemain ganda campuran Indonesia, Debby Susanto, mengaku bahwa pencapaiannya sebagai juara All England 2016 bersama Praveen Jordan belum apa-apa jika dibandingkan seniornya, Liliyana Natsir.

"Saya tidak puas dengan prestasi yang saya capai. Ini baru awalan, saya masih jauh jika disamakan dengan Ci Butet (panggilan akrab Liliyana Natsir)," kata Debby seusai menerima apresiasi dari Djarum Foundation di Plasa Senayan, Jakarta, selasa (22/3/2016).

Liliyana merupakan juara All England 2012, 2013, dan 2014 bersama Tontowi Ahmad.

Kemenangan yang diraihnya juga tidak membuat Debby lengah. Dia bahkan membidik medali pada Olimpiade Rio yang akan digelar 5-21 Agustus.

"Saya tipe orang yang cuek, jika mendengar omongan negatif dari orang lain. Jika mendapat kritik dari luar, saya selalu berdiskusi dengan pelatih dan Praveen. Untuk Olimpiade kami pasti siap dan akan memberikan yang terbaik," ucap Debby.

Praveen pun juga bertekad untuk kembali menambah koleksi gelar bersama Debby.

"Cara berpikirnya jangan pernah puas dengan apa yang sudah diraih. Apa yang kami miliki akan dimaksimalkan. Saya tidak mau berpikir bahwa kami hanya menjadi pelapis Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir," ucap Praveen.

"Omongan negatif saya anggap angin lalu saja. Jika memang kami sudah diberi kepercayaan kenapa kami tidak siap?"ujar Praveen.

Pelatih ganda campuran nasional Richard Mainaky, menuturkan bahwa dia selalu memberi porsi latihan cukup ketat sebelum Praveen/Debby tampil pada sebuah turnamen.

"Bagi saya latihan itu sepanjang masa. Tiada hari tanpa latihan," ujar Richard.

Richard juga bercerita bagaimana awal ketertarikan dia untuk melatih Praveen di pelatnas bulu tangkis Cipayung.

"Pertama kali saya melihat Praveen bermain di nomor ganda putra. Orangnya nyentrik, tetapi saya membiarkan dia dulu setahun berlatih di klub (PB Djarum) dan dicoba dipasangkan dengan Vita Marissa agar lebih matang," tutur Richard.

Setelah dianggap cukup cemerlang saat berpasangan dengan Vita, Richard mengaku kewalahan karena Praveen merupakan pemain yang tidak pernah lelah.

"Mereka (Praveen/Debby) jarang mau istirahat latihan hingga saya merasa capek sendiri. Saya lihat mereka masih muda dan bisa diubah. Semua tinggal menunggu waktu karena mereka memiliki kemampuan dan keinginan," kata Richard.

Menurut Richard, Debby memiliki kelebihan tidak pernah menyerah meskipun berpostur kecil.

"Bakat bisa dibentuk karena kerja keras dan itu bisa ditumbuhkan. Praveen memiliki pukulan yang unik dan garang di lapangan. Tetapi, sebagai manusia dia juga bisa menangis," ucap Richard.

Mengawali 2016, Praaveen/Debby kembali ke pelatnas lebih dulu dibanding pemain lain. Mereka sudah berlatih di pelatnas bulu tangkis Cipayung sejak 28 Desember 2015. Pemain lain baru kembali berlatih dari libur akhir tahun pada 3 Januari.

"Saya tak merasa keberatan latihan lebih awal karena bisa sekalian menabung latihan. Ini bisa membuat saya bisa melewati kemampuan pemain lain dengan berlatih lebih dulu," kata Debby menambahkan.

Praveen/Debby selanjutnya akan mengikuti Malaysia Terbuka yang akan digelar pada 5-10 April.

[video]https://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4799693231001&preload=none[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P