Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pertama Kali Trio Barca Tembus 20/20/20

By Sabtu, 19 Maret 2016 | 09:23 WIB
Luis Suarez merayakan gol ketiganya dengan rekan setim, Neymar dan Lionell Messi saat pertandingan La Liga antara FC Barcelona dan Celta Vigo di Camp Nou tanggal 14 Februari 2016, Barcelona, Spanyol. (DAVID RAMOS/GETTY IMAGES)

Bagi Barcelona, musim 2012-2013 mungkin tak semengilap layaknya musim triplete pada debut era Pep Guardiola di 2008-2009 dan debut era Luis Enrique di 2014/15. 

Penulis : Sapto Haryo Rajasa

Musim yang dipimpin oleh mendiang Tito Villanova dan asistennya, Jordi Roura, hanya menghasilkan satu trofi La Liga.

Kendati demikian, musim tersebut tercatat sebagai salah satu yang teristimewa dari sejumlah aspek.

Selain rekor 100 poin, gelontoran 115 gol juga menjadi koleksi terbanyak sepanjang sejarah keikutsertaan Barcelona di panggung Primera Division.

Kala itu, total 46 gol Lionel Messi yang berujung dengan raihan el pichichi punya peran sangat besar dalam rekor jumlah gol terbanyak tersebut.

Namun, ketergantungan akan Messi begitu terasa karena Cesc Fabregas dan David Villa, dua kolektor gol terbanyak setelah Messi, hanya menyumbang 10 dan 8 gol.

La Liga musim 2015/16 punya cerita berbeda.

Ketergantungan akan Messi memang masih kental, tapi tidak lagi dalam urusan mencetak gol.


Luis Suarez (kanan) saat merayakan gol bersama Lionel Messi usai membobol gawang Valencia di pertandingan leg pertama babak semifinal Copa del Rey di Camp Nou, Barcelona, Spanyol, pada 3 Februari 2016.(DAVID RAMOS/GETTY IMAGES)