Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Inter Milan, Jagoan Sepak Pojok

By Sabtu, 19 Maret 2016 | 20:36 WIB
Bek Internazionale Milano, Joao Miranda (tengah) merayakan golnya dengan rekan se-tim Felipe Melo (Kiri) pada saat pertandingan Serie A antara FC Internazionale Milano melawan UC Sampdoria di Stadio Giuseppe Meazza tanggal 20 Februari 2016, Milan, Italia (VALERIO PENNICINO/GETTY IMAGES)

Saat Inter mengalami krisis lini depan, Roberto Mancini boleh berharap kemampuan timnya mengeksploitasi set-piece kembali memakan korban, terutama saat melawan Roma akhir pekan ini.

Penulis: Anggun Pratama

Bola mati itu terkhusus pada kombinasi sepak pojok. Kala melawan Bologna, seluruh gol Inter berawal dari sepak pojok.

Danilo D'Ambrosio menjadi sosok penting dalam situasi sepak pojok karena dua golnya musim ini lahir dari skema tersebut.

Opta mencatat Inter membuat gol dari skema sepak pojok tersering.

Total, tujuh gol lahir dari cara itu. Secara umum, gol I Nerazzurri dari set-piece berjumlah 11 biji di luar penalti. Angka itu hanya kalah dari Verona dan Roma (13 gol set-piece).

[video]https://video.kompas.com/e/4798720270001_ackom_pballball[/video]

"Gol dari set-piece? Inilah sepak bola. Kami membuat sejumlah gol bagus dari permainan normal. Namun, ada sejumlah laga di mana gol dari bola mati menjadi penting," kata Mancini di Inter Channel.

Selain D'Ambrosio, pemain lain yang berbahaya dalam situasi sepak pojok adalah Joao Miranda. Sudah tiga assist yang ia buat musim ini.

Sebiji assist lahir dari lemparan ke dalam buat Stevan Jovetic, dua sisanya dari tandukan flick-on kala memaksimalkan sepak pojok. Salah satunya adalah buat D'Ambrosio saat melawan Bologna.