Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Saat Inter mengalami krisis lini depan, Roberto Mancini boleh berharap kemampuan timnya mengeksploitasi set-piece kembali memakan korban, terutama saat melawan Roma akhir pekan ini.
Penulis: Anggun Pratama
Bola mati itu terkhusus pada kombinasi sepak pojok. Kala melawan Bologna, seluruh gol Inter berawal dari sepak pojok.
Danilo D'Ambrosio menjadi sosok penting dalam situasi sepak pojok karena dua golnya musim ini lahir dari skema tersebut.
Opta mencatat Inter membuat gol dari skema sepak pojok tersering.
Total, tujuh gol lahir dari cara itu. Secara umum, gol I Nerazzurri dari set-piece berjumlah 11 biji di luar penalti. Angka itu hanya kalah dari Verona dan Roma (13 gol set-piece).
[video]https://video.kompas.com/e/4798720270001_ackom_pballball[/video]
"Gol dari set-piece? Inilah sepak bola. Kami membuat sejumlah gol bagus dari permainan normal. Namun, ada sejumlah laga di mana gol dari bola mati menjadi penting," kata Mancini di Inter Channel.
Selain D'Ambrosio, pemain lain yang berbahaya dalam situasi sepak pojok adalah Joao Miranda. Sudah tiga assist yang ia buat musim ini.
Sebiji assist lahir dari lemparan ke dalam buat Stevan Jovetic, dua sisanya dari tandukan flick-on kala memaksimalkan sepak pojok. Salah satunya adalah buat D'Ambrosio saat melawan Bologna.
Miranda pun muncul sebagai pemberi assist terbanyak ketiga dalam tubuh Inter setelah Ivan Perisic dan Rodrigo Palacio yang masing-masing membuat empat assist.
[video]https://video.kompas.com/e/4806203273001_ackom_pballball[/video]