Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dari 22 pebalap F1 musim 2016, Rio Haryanto merupakan satu dari tiga pebalap debutan selain Jolyon Palmer (Renault) dan Pascal Wehrlein (Manor).
Penulis: Martinus Raya Bangun
Menjelang seri perdana F1 2016 di GP Australia, 18-19 Maret, wong Solo berusia 23 tahun tersebut sudah menjadi sensasi di bursa taruhan.
Hal itu bisa terlihat dari angka koefisien yang dikeluarkan bursa taruhan bagi setiap pebalap F1 2016.
Untuk kategori calon juara dunia misalnya, nama Rio melejit ke posisi 11 besar.
Pada kategori tersebut, rumah taruhan melabelkan Rio dengan angka koefisien sebesar 246,0.
Dalam rumus yang berlaku di bursa taruhan, maka setiap orang yang menaruh “pasangannya” untuk Rio akan mendapat keuntungan sebesar 246 kali dari jumlah pasangan awalnya tersebut jika nanti Rio benar-benar menjadi juara dunia di akhir musim.
Posisi Rio di bursa taruhan bahkan lebih tinggi ketimbang beberapa pebalap yang sudah lebih dulu kenyang pengalaman di F1 seperti Sergio Perez (debut di 2011), Romain Grosjean (2009), dan Nico Hulkenberg (2010).
Arief Kurniawan, salah satu pengamat F1 di Tanah Air yang juga Pemimpin Redaksi Tabloid BOLA, mengungkapkan bahwa sensasi Rio di bursa taruhan tersebut lebih disebabkan faktor popularitas sang pebalap.
Hal itu tak ditampik salah satu sumber BOLA yang rutin bertaruh di ajang F1.
“Ya mungkin saja karena popularitas Rio. Lihat saja, saat resmi diumumkan sebagai pebalap F1, nama Rio langsung jadi trending topic di media sosial. Tetapi, kalau realisasinya nanti Rio benar-benar tembus 11 besar, saya sendiri tak terlalu yakin,” ujar sumber tersebut.
[video]https://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4804594108001&preload=none[/video]