Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
TANGERANG, JUARA.net – Mantan pebulu tangkis nasional, Taufik Hidayat, mengaku tidak pernah menyesal meskipun tidak pernah menjuarai turnamen bulu tangkis tertua, All England.
Taufik turut menyambut juara All England 2016, Praveen Jordan/Debby Susanto, saat pasangan itu bersama pasangan Indonesia lainnya, Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir, tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang, Selasa (15/3/2016).
"Saya tidak menyesal. Siapa sih manusia yang sempurna? Kita harus tahu diri,” ucap Taufik yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua III Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima).
Selama berkarier sebagai pemain, Taufik telah dua kali lolos ke final babak All England. Namun, pada 1999, Taufik kalah dari tunggal Denmark, Peter Gade. Setahun berikutnya, Taufik kalah dari Xia Xuanze (China).
"Susi Susanti tidak pernah juara Asian Games, Ricky (Soebagjda)/Rexy (Mainaky) tidak pernah juara SEA Games (perorangan). Lee Chong Wei meski sudah juara All England tiga kali, tidak pernah juara Olimpiade," kata Taufik mencontohkan.
Taufik merasa kariernya sudah lengkap dan dia bersyukur telah menyumbangkan banyak gelar untuk Indonesia.
"All England itu sebenarnya tidak berbeda dengan turnamen superseries premier lainnya. Hanya saja memang All England adalah turnamen tertua dan biasanya diadakan di awal tahun, sehingga gaungnya sangat terasa,” ucap Taufik yang terkenal akan pukulan backhandnya itu.
Gelar-gelar bergengsi yang diraih Taufik selama masih aktif sebagai pemain antara lain dua Piala Thomas (2000 dan 2002), dua medali emas SEA Games (1999 dan 2007).
Selanjutnya Taufik meraih tiga medali emas Asian Games pada (1998/tim, 2002, 2006/individu), serta satu medali emas Olimpiade (2004).
Suami dari Ami Gumelar itu juga mengaku mengaggumi sosok pebulu tangkis China, Lin Dan.