Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Potensi Kemiripan Tugas Antonio Conte di Juventus dan di Chelsea

By Beri Bagja - Selasa, 15 Maret 2016 | 21:39 WIB
Pelatih timnas Italia, Antonio Conte, berpose saat memimpin latihan timnya di Coverciano, Italia, 8 Oktober 2015. (CLAUDIO VILLA/GETTY IMAGES)

Antonio Conte (46) dilaporkan semakin dekat dengan Chelsea. Apabila diresmikan sebagai manajer klub beralias The Blues itu, dia berpotensi membuat Premier League lebih bergairah karena ditugaskan membangun kembali Chelsea sebagai tim juara. Hal itu mirip situasinya di Juventus lima tahun silam.

Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Carlo Tavecchio, menyatakan Conte akan melepas jabatan pelatih tim nasional setelah Piala Eropa 2016.

Kabar tersebut meletupkan kembali keterkaitan antara Conte dengan Chelsea. Klub London itu mencari manajer baru sebagai penerus Guus Hiddink mulai musim depan.

"Saya ingin kembali menjadi pelatih sebuah klub dan merasakan kesempatan berlatih setiap hari." Begitu penegasan Conte dalam akun Facebook miliknya.

“In questo momento la nostra concentrazione massima è rivolta unicamente all’Europeo dove cercheremo con il lavoro e il...

Dikirim oleh Antonio Conte pada 15 Maret 2016

Bagi Conte, kesempatan menukangi Chelsea mirip dengan tantangan yang dia lakoni pada musim perdana membesut Juventus.

Pada 22 Mei 2011, gelandang tangguh Juve periode 1991-2004 itu diperkenalkan sebagai pelatih anyar menggantikan Luigi Delneri.

Saat ia tiba, skuat beralias I Bianconeri (Putih-Hitam) bisa dibilang diliputi kesemenjanaan. Juventus baru kelar menjalani Serie A 2010-2011 dengan finis di peringkat ke-7.

Posisi yang sama dicapai Bianconeri pada klasemen akhir 2009-2010. 

Juve absen meraih gelar liga sejak terlilit kasus calciopoli, yang mengakibatkan pencoretan scudetto 2004-2005 dan 2005-2006.

Wajar apabila keraguan mengiringi langkah Conte membangkitkan Bianconeri sebagai penguasa Italia.

Apalagi, dia datang cuma dengan prestasi mengantar Siena promosi ke Serie A 2011-2012.

Namun, Conte terbukti sukses membangun fondasi kukuh sebagai modal membentuk tim juara Juventus, yang mendominasi Italia sampai saat ini.


Antonio Conte meloncat girang bersama Arturo Vidal dalam momen perayaan gol sang gelandang buat Juventus ke gawang Torino, 28 April 2013.(VALERIO PENNICINO/GETTY IMAGES)

Pembentukan fondasi tersebut ditandai kehadiran figur vital seperti Arturo Vidal, Stephan Lichtsteiner, atau Andrea Pirlo.

Mereka tiba pada bursa musim panas 2011.

Pirlo cs terbukti menjadi elemen krusial dalam kesuksesan Bianconeri hingga musim-musim berikutnya.

Seandainya tiba di Chelsea musim panas nanti, Conte menghadapi situasi yang sama dengan kondisi Juventus lima tahun lalu. 

The Blues terpuruk di Premier League musim ini. Sampai pekan ke-30, mereka masih berada di peringkat ke-10. Klub butuh perombakan besar guna mendongkrak kembali prestasi mereka sebagai kandidat juara.

Melihat rekam jejak Conte membangun Juve, petinggi Chelsea bisa optimistis sang pelatih dapat menularkan kesuksesan serupa di Stamford Bridge.

"Conte dapat membantu membentuk sebuah tim juara. Musim ini, performa Chelsea tidak terlalu baik. Kedatangan Conte membuka kesempatan untuk melihat kompetisi jadi lebih menyenangkan," ucap Moreno Torricelli, mantan rekan Conte di Juventus, kepada Tuttomercatoweb.

[video]https://video.kompas.com/e/4798720238001_ackom_pballball[/video]

Soal tugas membangun fondasi dengan pemain mahal, Conte sepertinya tak usah cemas. Isi dompet pemilik Chelsea, Roman Abramovich, siap dikeruk guna mendatangkan sosok yang dibutuhkan manajer.

Problem lebih berat ialah bagaimana cara Conte menyesuaikan diri dengan atmosfer kompetisi dan lingkungan baru.

Selain itu, kegagalan lolos ke kompetisi antarklub Eropa musim depan bisa berakibat enggannya para pemain incaran merapat ke Stamford Bridge.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P